Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disperindag Jabar Pastikan Stok Pangan Jelang Ramadhan 2024 Aman

Disperindag Jabar Pastikan Stok Pangan Jelang Ramadhan 2024 Aman Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat memastikan ketersediaan sembilan bahan pokok (sembako) aman menjelang Ramadhan 2024. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih, mengatakan pihaknya akan berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti BPOM dan Polda Jabar akan mengecek langsung ketersediaan sembako di pasaran. 

"Menjelang Ramadhan tahun ini, untuk pasokan sembako di pasar saya pastikan aman dan diharapkan tidak melakukan panic buying," kata Noneng kepada wartawan usai mengikuti kegiatan kegiatan Forum Perangkat Daerah Disperindag Jabar 2024, bertajuk Transformasi Strategis Meningkatkan Nilai Tambah Sektor Industri dan Perdagangan, di Kabupaten Bekasi, Kamis (22/2/2024) malam.

Noneng mengimbau agar masyarakat dan pedagang tidak khawatir dalam menyiapkan kebutuhan pokok menjelang Ramadhan tahun ini.

"Mudah-mudahan kekhawatiran seperti itu bisa dikurangi. Para pedagang juga tidak panik sehingga menjual dengan harga yang tinggi," katanya.

Berkenaan dengan stok beras menjelang Ramadhan, ia menuturkan bahwa Bulog Jabar sudah memastikan bahwa ketersediaan beras sudah mencapai 80 ribu ton. 

Dia mengakui jika terjadi keterlambatan dalam masa panen yang seharusnya Februari menjadi April sehingga suplai beras berkurang.

Untuk yang lainnya, memang ada kekhawatiran pada berbagai produk yang sangat tergantung oleh cuaca. Diharapkan kondisi ini tidak menjadi kekurangan terhadap suplai sembako. 

"Kita ketahui El Nino berkepanjangan sehingga masa tanam berubah karena ada produk-produk yang sangat tergantung pada cuaca tersebut," ujarnya.

Baca Juga: BPH Migas Minta Badan Usaha Jaga Pasokan untuk Hadapi Ramadan dan Idul Fitri

Kelangkaan beras tersebut menyebabkan harga terus naik terutama beras kelas medium dan premium. Kondisi ini menyebabkan kekosongan stok beras di beberapa retail.

Oleh karena itu, diharapkan panen raya yang harusnya telah dilakukan pada Februari ini dan mundur ke April, tidak lagi tertunda lebih lama.

"Mudah-mudahan panen raya tidak molor. Harusnya Februari sekarang, tapi mundur dua bulan ke April. Semoga enggak mundur lagi," ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, Disindag Jabar menyiapkan beberapa solusi alternatif seperti impor beras, guna melakukan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Meskipun demikian, ia mengakui langkah ini belum berjalan maksimal. 

"Walaupun 2024 kita secara masif sering ke pasar, mengecek karena harga beras masih meningkat. Mudah-mudahan ada solusi," tegasnya.

Noneng menilai, kenaikan harga beras  akan memicu inflasi di Jawa Barat. Namun, kenaikan harga beras tidak berdampak signifikan terhadap komoditas lainnya. 

"Seharusnya tidak berdampak berbeda dengan kenaikan harga BBM," ujarnya.

Selain itu, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2024 Indag Jabar juga akan melakukan pengecekan langsung ke beberapa pasar tradisional termasuk ritel termasuk menggulirkan kembali operasi pasar.

Baca Juga: Atasi Kelangkaan Beras, Food Station Gelontorkan 300 Ribu Kg Beras ke Ritel Modern

"Kita punya anggaran Rp15 miiar tetapi itu akan bagi-bagi untuk beberapa kegiatan hari besar keagamaan dan persediaan jika terjadi harga yang diluar kendali," ungkapnya.

Pengecekan langsung di beberapa pasar tersebut tujuannya selain untuk stabilisasi harga juga melindungi konsumen dari bahan produk makanan yang mengandung zat berbahaya.

"Terakhir, Indag menemukan mie yang mengandung formalin. Biasanya nanti menjelang lebaran, idul Adha termasuk Nataru kita sidak lagi ke pasar-pasar," ungkapnya.

Sementara itu, seperti diwartakan sebelumnya, Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik karena stok beras ada di pasar.

Bahkan, Bulog sudah mengirimkan beras ke pasar-pasar ritel di seluruh Jawa Barat. Ia pun mengimbau masyarakat tidak perlu beli panik dengan memborong apalagi sampai menimbun beras. 

"Masyarakat jangan panik, jangan beli berlebihan, tidak perlu menimbun. Di Bulog pun ada cadangan beras 57 ribu ton," imbuhnya.

Bey menegaskan, Pemdaprov Jabar telah melakukan upaya preventif agar beras dapat terdistribusi sampai kecamatan dengan tepat sasaran. 

"Kerja sama dengan Bulog dan BI untuk mengirimkan langsung ke ritel dan dinas-dinas indag kota dan kabupaten langsung ke kecamatan. Jadi langsung ke konsumen," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: