Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, produksi lapangan Banyu Urip telah melampaui yang ditargetkan dalam plan of development (POD).
Menurutnya, hal tersebut dapat terjadi berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas dan Exxon Mobil dalam menjaga kinerja blok Banyu Urip.
Dwi menyebut, SKK Migas memberikan perhatian yang besar terhadap upaya menjaga produksi lapangan minyak di Banyu Urip agar tetap optimal.
"Tajak sumur infill carbonate lapangan Banyu Urip adalah upaya lanjutan yang dilakukan oleh SKK Migas dan Exxon Mobil selaku operator untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 42 juta barel dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada," ujar Dwi dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (1/3/2024).
Baca Juga: Didukung Pimpinan SKK Migas, Publik Sambut Antusias Program Kerja Jabung 2024
Dwi mengapresiasi EMCL dan Pertamina Drilling Service Indonesia yang mampu memenuhi komitmennya untuk menjalankan kegiatan drilling campaign dengan mempercepat pelaksaan kegiatan pemboran yang awalnya akan dimulai di September 2024.
"Kami mendorong agar bisa dipercepat di bulan Februari 2024, Alhamdulillah 1 Maret 2024 bisa dilaksanakan," ujarnya.
Lanjutnya, kunjungan hari ini tentu tidak hanya semata-mata meninjau tajak sumur infill carbonate, tetapi lebih dari itu, ini menunjukkan kepedulian dan harapan Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk mendorong kinerja operasi yang semakin di optimal di Blok Banyu Urip.
“Sebagai lapangan dengan produksi minyak sekitar 25% dari produksi minyak secara nasional, maka Banyu Urip sangat diharapkan kontribusinya untuk mencapai target peningkatan produksi dimasa depan, yaitu produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) di tahun 2030 untuk mendukung ketahanan energi nasional," ungkapnya.
Sementara itu, Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall menyampaikan proyek Banyu Urip Infill and Clastic, atau yang biasa kita sebut Proyek BUIC, memiliki arti yang sangat penting.
Proyek ini akan berkontribusi besar terhadap aspirasi yang kami dukung penuh, yaitu tercapainya target nasional produksi 1 juta barel minyak per hari pada awal tahun 2030, yang sekaligus memperkuat keamanan energi nasional.
Baca Juga: SKK Migas Gandeng Dua Asosiasi Guna Perkuat Keamanan Siber Hulu Migas
Sesuai rencana drilling campaign, pemboran 2 sumur infill carbonate yang akan dilaksanakan tahun 2024 diproyeksikan akan mulai onstream di tahun 2024 ini dengan dilakukan tie in ke fasilitas eksisting. Selanjutnya diikuti dengan pemboran 3 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastics dalam rentang waktu hingga tahun 2025 dan diharapkan onstream tahun 2026.
Kegiatan drilling campaign Banyu Urip menggunakan anjungan dan peralatan yang keseluruhannya dibuat di Indonesia dan dioperasikan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).
Pengeboran ini menunjukkan tingkat kompetensi PDSI di bidang pengeboran minyak dan gas bumi, serta dukungan industri hulu migas untuk tumbuh berkembangnya perusahaan nasional serta komitmen SKK Migas dan KKKS dalam mengimplementasikan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di industri hulu migas
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement