Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hunian Raflesia, Inovasi Tatalogam dan BeCool Akan Unjuk Gigi di SBCC 2024

Hunian Raflesia, Inovasi Tatalogam dan BeCool Akan Unjuk Gigi di SBCC 2024 Kredit Foto: Tatalogam

Bahan baku kayu yang dianggap kurang ramah lingkungan pun mulai tergantikan dengan bahan logam seperti baja ringan. Baja ringan banyak digunakan untuk rangka bangunan karena memiliki banyak kelebihan.

Selain dapat didaur ulang, baja ringan juga diketahui memiliki tegangan dan transfer regangan yang lebih baik, tahan terhadap suhu tinggi, kurang penyerapan kelembaban, tidak mudah terbakar, kuat tekan dan geser, serta memiliki ketahahan aus dan ekspansi termal yang lebih baik.

Baca Juga: Jelang Usainya Jalan Pemilu, Bagaimana Nasib UMKM?

“Dalam penggunaan baja ringan ini, tantangannya adalah pertama, yaitu proses produksinya harus menganut kepada industri berkelanjutan dengan tujuan menghasilkan baja rendah karbon. Kedua, baja ringan merupakan konduktor panas yang baik. Pada bangunan prefabrikasi baja ringan, maka radiasi matahari secara langsung tertransfer masuk ke dalam ruangan. Oleh sebabnya, kolaborasi antara BeCool Indonesia dan Tatalogam Group pada Raflesia ini bisa menjawab tantangan tersebut,” terang Beta.

Penggunaan cairan BeCool pada bangunan bermaterial rendah karbon dengan strategi desain pasif ini disebutnya mempunyai reflektifitas dan emisivitas tinggi yang secara efektif dapat memantulkan sebagian dari radiasi matahari kembali ke atmosfer sambil menyerap panas melalui kemampuan pendinginan radiasinya.

Dengan inovasi ini, diperkirakan dapat terjadi penghematan energi pendinginan hingga 2,9 Kw h/m2 per 0,1 peningkatan reflektansi matahari, serta rata-rata pengurangan 3°C pada suhu pengoperasian dalam ruangan dan hingga 11 °C pada suhu permukaan luar, dihitung, menyoroti fasad yang dilapisi cairan BeCool. Karena itu teknologi  ini layak untuk meningkatkan efisiensi energy dan kualitas lingkungan di iklim panas dan lembab.

Sementara Vice President Operations Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menerangkan, Raflesia merupakan inovasi baru yang merupakan pengembangan dari rumah Domus, rumah instan berbasis baja ringan yang telah lama menjadi salah satu produk unggulan perusahaaan mereka yang telah mengantongi penghargaan rintisan teknologi industri dari Menteri Perindustrian tahun 2021.

Rumah ini sejak tahap desain hingga menjadi material dan bahan pendukungnya diproduksi di pabrik dengan mesin agar presisi. Dengan proses fabrikasi ini, rumah ini jadi lebih cepat dibangun dan yang terpenting lagi adalah tidak menyisakan limbah di lokasi konstruksi (zero waste construction).

Baca Juga: SCG Dukung Inisiatif 'Green Infrastructure' Kementerian PUPR dengan Bahan Bangunan Ramah Lingkungan

“Jadi material atap dan dinding metal pada rumah Domus dilapisi cairan BeCool dengan Color Coating Line (CCL) milik Tatalogam Group, kemudian dibentuk dan dipotong di pabrik sesuai ukuran pada desain kami hingga tidak menyisakan limbah di lokasi pembangunannya nanti. Dengan pelapisan cairan BeCool pada permukaan atap dan dinding, selain dapat menyejukkan bagian dalam rumah, dampak urban heat islands akibat pantulan sinar matahari di sekitar lokasi juga bisa diminimalisir. Karena itu, untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, diharapkan ke depan ada standar produk baja lapis warna dengan kriteria Solar Reflector Index (SRI) yang optimum dan prototipe rumah reflektif surya yang dapat mendemonstrasikan urban heat islands sebagai salah satu wujud dari bangunan hijau dan cerdas,” terang Stephanus.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: