Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Media Digital Hobby Bisa Jadi Cuan, Begini Tipsnya

Di Media Digital Hobby Bisa Jadi Cuan, Begini Tipsnya Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan webinar mengenai  penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024, Senin, 22 April 2024, di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Tema yang diangkat adalah "Inspirasi Bisnis: Ubah Hobi Jadi Cuan Lewat Media Digital".

Sebagai narasumber dalam webinar ini adalah Founder Digimom Indonesia sekaligus konten kreator Dahlia Febrina; Kepala Program Studi Bisnis Digital ITBA DCC Aliy Hafiz; serta Kepala Unit ICT UNDIPA Makassar Erfan Hasmin. Sebagai pemberi pidato kunci acara ini adalah Ketua Umum Dipanegara Management Study 2023-2024 Kristian Yodi. Webinar ini menggandeng komunitas Dimensi.

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Tahun 2023, pengguna internet di Indonesia mencapai 215,62 juta atau setara 78,19 persen dari total populasi Indonesia. Di saat yang bersamaan, pertumbuhan pengguna yang masif ini membuka ruang yang lebih luas terhadap potensi meningkatnya penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), maupun internet.

Pengukuran status literasi digital Indonesia 2023 terhadap 38 provinsi melaporkan bahwa kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan TIK semakin membaik dalam setahun terakhir. Indeks literasi digital Indonesia di awal 2023 ada di level 3,54 dari skala 1-5. Artinya, secara umum literasi digital masyarakat Indonesia ada di level "sedang". Indeks tersebut sedikit meningkat dibanding 2020 lalu yang ada di level 3,46.

Dalam sambutanya, Kristian Yodi menuturkan, lewat internet, generasi muda akan mendapatkan banyak hal, baik itu yang positif maupun yang negatif. Oleh karena itu, kegiatan literasi digital akan memberikan pemahaman dan kesadaran bagi pengguna media sosial, internet, maupun ponsel pintar untuk memanfaatkannya dengan bijak, proporsional, dan benar.

"Oleh karena itu, literasi digital akan dapat memberikan pemahaman bagi generasi muda tentang bagaimana memanfaatkan internet sebaik-baiknya. Dengan penggunaan internet yang benar dan tepat, hal itu dapat mendukung pengembangan pengetahuan dan kreativitas yang bermanfaat dalam kehidupan," ujar Kristian.

Dalam paparannya, Dahlia Febrina menyampaikan, beberapa jenis hobi yang bisa menghasilkan cuan di era digital sekarang ini adalah hobby fotografi, desain, tata rias wajah, memasak, atau menulis. Agar hobby tersebut bisa menjadi ladang cuan, dibutuhkan strategi atau cara untuk mengoptimalkannya, yaitu menyiapkan perencanaan, menyediakan waktu yang cukup, membuat promosi, dan aktif di media sosial.

"Dibutuhkan kecakapan digital untuk mengoptimalkan hobby menjadi sumber cuan. Kenapa? Dengan cakap digital, bisnis mampu bersaing dan berkembang. Bisnis juga bisa menjangkau pelanggan yang lebih luas, meningkatkan efisiensi, dan lebih tangguh menghadapi tantangan," ucapnya.

Aliy Hafiz menambahkan, bagi pelaku usaha yang terjun di ruang digital wajib memahami hak-hak dan kewajibannya. Selain agar tercipta iklim usaha yang baik, mereka bisa terhindar dari masalah hukum apabila paham dan mengerti tentang hak dan kewajiban di ruang digital. Selain itu, pemahaman ini bisa melindungi pelaku usaha dari potensi kerugian akibat konsumen nakal.

"Hak-hak dan kewajiban tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Baca dengan teliti agar bisa memahami sepenuhnya apa saja hak dan kewajiban yang diatur undang-undang," ungkapnya.

Selain itu, menurut Erfan Hasmin, dibutuhkan kecakapan dalam hal keamanan digital bagi pelaku usaha. Menurut dia, pebisnis online perlu mengetahui tentang keamanan digital untuk melindungi data sensitif seperti informasi pelanggan, rincian pembayaran, dan data bisnis lainnya dari serangan siber.

"Tanpa keamanan digital yang memadai, pebisnis online rentan terhadap ancaman seperti peretasan, pencurian identitas, malware, dan serangan phishing, yang dapat merugikan bisnis mereka secara finansial dan merusak reputasi," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Advertisement

Bagikan Artikel: