3.Narasi DePIN
DePIN atau Decentralized Physical Infrastructure Network merupakan istilah yang merujuk pada proyek-proyek yang mengembangkan ekosistem atau jaringan untuk mengintegrasikan perangkat penyimpanan, pengelolaan, maupun pengoperasian data di dunia nyata dengan teknologi blockchain agar bisa diakses secara lebih terbuka.
Baca Juga: Respons Halving Day Bitcoin, Bos Indodax: Ada yang Beda dan Unik
“Narasi DePIN berpotensi tumbuh signifikan dengan semakin meningkatnya perhatian investor terhadap pentingnya desentralisasi dan advancement infrastruktur data di aplikasi-aplikasi berbasis blockchain yang mereka gunakan. Berkembangnya teknologi AI juga turut meningkatkan otomasi dan efisiensi pada infrastruktur-infrastruktur DePIN yang ada yang turut mendorong inovasi lebih lanjut di sektor ini. Selain itu, semakin baiknya model sharing economy yang ada juga dapat meningkatkan kemungkinan keberlanjutan dari pertumbuhan yang terjadi melalui mekanisme insentif yang lebih baik,” jelas Fahmi.
Beberapa aset kripto yang berpotensi terdampak positif dari narasi DePIN meliputi Render (RNDR), Aethir (ATH), Filecoin (FIL), The Graph (GRT).
4.Narasi Real-World Asset (RWA)
Sektor Real-World Assets yang berfokus pada tokenisasi aset fisik juga tumbuh cukup signifikan kuartal lalu yang didukung oleh adopsi institusi keuangan ternama seperti BlackRock.
"Pertumbuhan sektor ini didorong oleh meningkatnya minat investor untuk mengintegrasikan ekosistem keuangan tradisional dengan ekosistem keuangan terdesentralisasi, khususnya untuk meningkatkan likuiditas, kecepatan settlement, dan transparansi. Dengan regulasi yang semakin berkembang di beberapa negara terkait tokenisasi aset fisik seperti properti, bahkan karya seni seperti lukisan, dapat menjaga tren pertumbuhan yang ada pada Kuartal-II ini,” ujar Fahmi.
Beberapa aset kripto yang berpotensi terdampak positif dari narasi RWA yaitu Ondo (ONDO), Centrifuge (CFG), TokenFi (TOKEN), Internet Protocol (ICP), Maker (MKR).
5.Narasi Restaking
Restaking membawa nafas baru bagi iklim staking, khususnya untuk ETH. Konsep Restaking memungkinkan investor untuk menstakingkan ulang aset kripto yang sama di platform yang berbeda dan mendapatkan reward lebih. Potensi meningkatnya hadiah staking bagi para pemilik ETH dapat membuat ETH semakin diminati.
"Saat ini infrastruktur restaking juga semakin berkembang dengan meningkatnya adopsi platform liquid restaking seperti Ether.fi dan Renzo. Infrastruktur restaking utama Ethereum, Eigen Layer, saat ini telah memiliki lebih dari US$15 miliar total nilai terkunci (TVL) yang menandakan besarnya minat investor terhadap inovasi ini,” pungkas Fahmi.
Aset kripto seperti Ethereum (ETH), Ether.Fi (ETHFI), Altlayer (ALT), Pendle (PENDLE), LidoDAO (LDO) menjadi beberapa token yang berpotensi tumbuh positif karena narasi Restaking.
Baca Juga: Indodax Semringah ETF Bitcoin dan Ethereum Meluncur Mulus di Asia
“Di tengah potensi pertumbuhan sejumlah narasi tersebut, Reku terus mengajak investor untuk bijak mengambil keputusan. Termasuk dengan menganalisa performa investasi baik secara keseluruhan dan di setiap aset kripto yang dimiliki. Di Reku sendiri telah tersedia fitur Investment Insight yang memaparkan rangkuman investasi investor, mulai dari keseluruhan alokasi aset, detail harga rata-rata per koin, holding period, hingga estimasi laba/rugi dan kalender laba/rugi. Dengan begitu, investor bisa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan investasi,” imbuh Fahmi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement