Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memperkenalkan ‘Mas Ahya’, Inovasi AI Terbaru dari eFishery Guna Kembangkan Blue Economy Indonesia

Memperkenalkan ‘Mas Ahya’, Inovasi AI Terbaru dari eFishery Guna Kembangkan Blue Economy Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Membawa misi memperkuat ketahanan pangan dengan memanfaatkan potensi akuakultur, eFishery sebagai perusahaan teknologi akuakultur di Indonesia baru saja meluncurkan produk baru mereka yang disebut "Mas Ahya".

Merupakan singkatan dari "ahli budi daya", Mas Ahya adalah solusi konsultasi berbasis AI yang dirancang khusus untuk membantu pembudi daya ikan dan petambak udang meningkatkan efisiensi operasional dan mencapai keberlanjutan yang lebih baik.

"Mas Ahya" memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan generatif (generative AI) terbaru dari Microsoft untuk mendemokratisasi akses ke pengetahuan dan keahlian seputar budi daya akuakultur buat semua segmen pembudi daya.

Solusi ini dilengkapi dengan berbagai fitur seperti konsultasi kapan saja dan di mana saja terkait budi daya, bahkan dengan menggunakan bahasa daerah setempat. Selain itu, fitur lain dari "Mas Ahya" mencakup analisis data real-time, rekomendasi pakan yang disesuaikan, dan pemantauan kondisi lingkungan kolam.

"Kami sangat bangga dengan hadirnya 'Mas Ahya'. Ini adalah bukti komitmen kami untuk membantu para pembudi daya di Indonesia mencapai kesuksesan dan berkontribusi pada ketahanan pangan global. Kami yakin bahwa 'Mas Ahya' akan memberikan dampak yang signifikan, tidak hanya dalam hal peningkatan produktivitas, tetapi juga dalam mendorong praktik akuakultur yang lebih berkelanjutan," ujar Chrisna Aditya, Chief Product Officer eFishery, Kamis (13/6/2024).

Kehadiran Mas Ahya melengkapi produk yang dimilki eFishery, seperti eFeeder, eFisheryku, eFarm, eFresh, Kabayan, dan Yarnen. eFeeder merupakan teknologi pemberi pakan otomatis yang berfokus pada efisiensi pakan dan pengurangan limbah. eFeeder bahkan mampu mempercepat siklus panen hingga 74 hari, serta meningkatkan efisiensi pakan hingga 30%.

eFisheryKu merupakan aplikasi yang menjadi solusi untuk memudahkan bisnis budi daya ikan seperti membeli pakan serta mendapat akses bantuan finansial untuk membeli pakan, hingga melakukan penjualan ikan. Sementara itu, eFarm merupakan aplikasi pengelolaan tambak udang berfitur lengkap, didesain khusus untuk membantu petambak udang meningkatkan produktivitas dan kualitas panen.

Baca Juga: MenKopUKM Apresiasi Rabo Foundation Dukung UMKM Pertanian di Indonesia

Selain itu, ada eFresh sebagai platform jual beli ikan sekaligus sarana pendistribusian hasil panen pembudi daya yang ditujukan bagi para pemasok ikan guna memenuhi permintaan pasar. Program Kabayan-program Kasih, Bayar Nanti-memberikan akses pembudi daya ke institusi finansial yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membeli pakan yang dibayar setelah panen. Kabayan dapat diakses oleh pembudi daya dan agen pakan, dari skala mikro hingga makro. Sementara, program Yarnen merupakan program terpadu untuk petambak udang seperti pembelian pakan, diskon khusus sarana produksi tambak (saprotan), dan pembelian panen.

Andri Yadi, VP AIoT & Cultivation Intelligence eFishery, menjelaskan bahwa generative AI, khususnya Large Language Models (LLM), adalah kemajuan terbaru dalam teknologi AI yang mampu menalar dan bertindak sebagai orkestrator untuk menghubungkan berbagai kemampuan atau layanan. LLM mampu melakukan tugas-tugas otomatis dengan intervensi manusia yang makin sedikit, menghasilkan lompatan produktivitas yang masif.

“Di eFishery, kami telah menemukan implementasi LLM yang berdampak dan tepat guna melalui ‘Mas Ahya’ untuk mentransformasi produktivitas dan profitabilitas para pembudi daya. Teknologi AI mutakhir seperti LLM, dikombinasikan dengan IoT dan pengetahuan domain, memiliki kekuatan untuk mentransformasi industri dan kehidupan. Kami bangga menjadi pelopor dalam bidang akuakultur," ujarnya.

Memanfaatkan Artificial Intelligence of Things (AIot), eFishery turut mengembangkan blue economy di Indonesia. Mengutip data Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, potensi total nilai produksi akuakultur Indonesia mencapai 12 miliar dolar dengan total kolam sebanyak 6,5 juta dan 2,5 juta pembudi daya ikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: