Kolaborasi Pendopo dan S. Sudjojono Center Luncurkan Jenama Fesyen Djon & Rose
Pendopo dan S. Sudjojono Center berkolaborasi meluncurkan jenama fesyen "Djon & Rose." Jenama ini menghadirkan koleksi pakaian dan merchandise terinspirasi dari karya-karya salah satu maestro seni rupa Indonesia, Sindudarsono Sudjojono (S. Sudjojono).
S. Sudjojono memiliki warisan karya seni yang signifikan, ia menghasilkan sekitar seribu karya sepanjang hidupnya hingga meninggal pada tahun 1986. Karya-karyanya mencerminkan situasi sosial, politik, dan budaya Indonesia masa lalu, dan beberapa di antaranya, seperti lukisan "Pasukan Kita yang Dipimpin Pangeran Diponegoro", telah mencapai harga jual tinggi di lelang internasional.
Baca Juga: Parcelinpack Tingkatkan Daya Saing UMKM dengan Solusi Packaging Kreatif dan Berkualitas
Direktur Pendopo, Tasya Widya Krisnadi, menyatakan pihaknya berharap bisa melestarikan serta memberikan apresiasi terhadap hasil karya dari senima tersebut dengan menghadirkan rangkaian fesyen yang membawa nilai atau esensi dari S. Sudjojono.
“Upaya pelestarian budaya Indonesia tidak terbatas pada warisan adat saja, karya seni hasil pemikiran seniman masa lalu juga wajib kita lestarikan. Melalui jenama fesyen 'Djon & Rose', kami berharap dapat mendorong apresiasi terhadap seni rupa Indonesia dan menginspirasi generasi muda," ungkapnya dilansir dari keterangan tertulis, Kamis (20/06/2024).
Adapun Putri S. Sudjojono, Maya Sudjojonoserta menyatakan antusiasmenya terhadap kolaborasi yang menghadirkan jemana fesyen baru ini.
“Kami menyambut baik permintaan untuk menghadirkan ekspresi 'Jiwa Ketok' S. Sudjojono di Pendopo. Harapan kami, hadirnya 'Djon & Rose' di Pendopo dapat semakin memperkenalkan karya S. Sudjojono kepada generasi muda," jelasnya.
Koleksi "Djon & Rose" mencakup berbagai pakaian, aksesori, dan merchandise yang dihiasi dengan cetakan lukisan-lukisan S. Sudjojono. Produk-produk ini meliputi dress, kebaya, kemeja, kaos, abaya, pashmina, scarf, tas belanja, tote bag, pouch, jam tangan, tumbler, buku catatan, buku sketsa, lanyard, dan e-money.
Beberapa lukisan terkenal yang diadopsi dalam koleksi ini antara lain "Cap Go Meh" (1940), "Gerak Baru" (1985), "Tiga Wanita di Atas Bukit" (1950-1970), dan "Pura Kembar" (1972). Lukisan-lukisan ini dipilih karena nilai sejarah dan keindahannya yang tinggi.
Baca Juga: Rocky Gerung Peringatkan Anies Jebakan Jokowi untuk Pilkada Jakarta 2024
Dengan kolaborasi ini, Pendopo dan S. Sudjojono Center berharap dapat mendorong kecintaan terhadap karya seni Indonesia dan menjaga warisan budaya bangsa agar tetap hidup dan diapresiasi oleh generasi mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement