Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CCS Berpotensi Meningkatkan Tarif Listrik di Indonesia

CCS Berpotensi Meningkatkan Tarif Listrik di Indonesia Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Implementasi Teknololgi carbon capture storage (CCS) di sektor ketenagalistrikan di Indonesia masih terganjal sisi finansial. Jika diterapkan hal ini berpotensi meningkatkan harga listrik bagi masyarakat Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Asisten Deputi Energi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi RI, Ridha Yasser pada acara FGD ’Pemanfaatan Teknologi CCS Sektor Ketenagalistrikan’ yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (04/07/2024).

Baca Juga: Biaya hingga Teknologi, Jalan Terjal Ketenagalistrikan Indonesia Merasakan CSS

Cost of capture masih mahal, masing-masing cerobong asap (PLTU) akan memanfaatkan chemical dan teknologi (yang) masih mahal,” ungkap Ridha.

Jika teknologi CCS diterapkan dalam pembangkit listrik di Indonesia, hal itu berpotensi meningkatkan harga tarif listrik untuk masyarakat.

"Bisa menjadi lebih mahal dan disosilaisai ke masyarakat dengan udara yang lebih bersih dan kesehatan jadi lebih baik," ucap Ridha.

Untuk meminimalisir hal itu, pemerintah hingga saat ini terus berupaya untuk menyediakan regulasi yang tepat sehingga penerapan CCS tidak hanya bermanfaat bagi iklim tapi juga berdampak positif dari sisi ekonomi.

”CCS akan diimplementasikan aturannya, dan ini dalam rangka kita bersaing dengan negara lain untuk mendapatkan opportunity penerapan skema karbon sebagai agenda global,” lanjut Ridha.

Ridha mendorong dalam upaya nyata mereduksi emisi karbon di sektor ketenagalistrikan, Indonesia tidak boleh terpaku hanya pada CCS. Salah satunya dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang belum terkelola maksimal.

Baca Juga: Pemerintah Bidik Dua Cekungan untuk Implementasi CCS/CCUS, Mana Saja?

”Indonesia punya berbagai sumber daya dari petanian kehutanan kelautan di mana laut yang paling banyak dan belum teroptimalkan, kalo itu bisa dimasukan ke komposisi (energi) bagaimana kita mengoptimalkan, pasti bukan hanya CCS,” tutup Ridha.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: