Berkunjung dan Berdialog, Grand Syekh Al Azhar Mesir Ahmad Al Thayyeb: Umat Islam Berhutang Jasa Kepada Muhammadiyah
Dalam dialog tersebut, Haedar menyoroti masalah ketertinggalan ekonomi yang dihadapi umat Islam Indonesia. Menurutnya, ketertinggalan di bidang ekonomi menyebabkan umat Islam belum menjadi khoirul ummah.
“Kita belum menjadi umat terbaik,” ucapnya. Ketertinggalan ekonomi ini juga menyebabkan marjinalisasi politik dan rusaknya tatanan kehidupan di bidang etika dan moral akibat dahsyatnya gelombang perubahan sosial.
Din Syamsuddin, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2005-2015), menyampaikan bahwa Muhammadiyah berdiri mendapat pengaruh sangat kuat dari pemikiran islah dan tajdid dari Syeikh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Itulah mengapa Gerakan Muhammadiyah mewarisi sanad keilmuan dari Al Azhar.
Baca Juga: Tingkatkan Kerjasama Pendidikan, Indonesia dan Al-Azhar Siapkan Generasi Penerus Islam Wasathiyyah
Waspadai Gerakan Inkar Sunnah
Grand Syekh Al Azhar menyampaikan sebuah orasi ilmiah singkat dan padat tentang hubungan Al-Quran dengan sunnah Nabi. Menurutnya, organisasi Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang tajdid (pembaruan), menghidupkan sunnah, dan memberantas bid’ah.
Tidak mungkin menerapkan kandungan Al-Quran tanpa mengikuti sunnah Nabi Muhammad. Hampir semua rukun Islam tidak bisa dioperasionalkan jika hanya mengandalkan Al-Quran semata; harus juga berdasarkan contoh dari Rasulullah SAW. Tidak mungkin hanya mengandalkan teks-teks Al-Quran untuk menjalankan ajaran Al-Quran dalam kehidupan nyata.
Grand Syekh Al Azhar meminta agar terus mewaspadai gerakan-gerakan inkar sunnah dan juga gerakan alquraniun, yang mencukupkan diri kepada Al-Quran saja tanpa berpedoman kepada sunnah Nabi Muhammad SAW.
Beliau berharap Muhammadiyah terus memberikan pencerahan kepada dunia, khususnya umat Islam, untuk menegakkan sunnah dengan sebaik-baiknya, dan mewujudkan masyarakat Islam yang rahmatan lil’alamin merujuk kepada Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Secara terpisah, Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, berterima kasih atas kehormatan mendapat kunjungan Grand Syekh Al Azhar. Pertemuan dilaksanakan secara sederhana di Aula lantai 6 Masjid At-Tanwir, dihadiri para tokoh lintas agama, berbagai ormas Islam, jajaran pimpinan perguruan tinggi, majelis dan lembaga tingkat pusat, serta pimpinan Muhammadiyah Boarding School.
Tampak hadir di antaranya, Prof M Quraish Shihab, Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, Ketua Alumni Al Azhar di Indonesia, Sekretaris Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan Perwakilan Persatuan Gereja Indonesia (PGI).
Abdul Mu’ti melihat banyak kesamaan antara Muhammadiyah dan Al-Azhar, dengan banyak tokoh Muhammadiyah yang merupakan lulusan Al-Azhar. Muhammadiyah dan Al-Azhar berkomitmen untuk membangun Islam yang berkemajuan dengan kemajuan ekonomi dan pendidikan.
Fahmi Salim, Ketua Divisi Tabligh Global Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, bangga dan bersyukur atas kunjungan Grand Syekh Al Azhar.
"Sebagai alumni, saya bersyukur Grand Syekh Al Azhar disambut secara resmi dengan suasana kekeluargaan, dihadiri oleh Pimpinan Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, Rektor PTM, juga tokoh lintas agama, dan para alumni Al Azhar," ucapnya.
Ia juga gembira Grand Al Azhar menyampaikan secara langsung memberikan 10 beasiswa untuk pelajar-pelajar lulusan pesantren dan sekolah Muhammadiyah. “Mudah-mudahan bisa ditingkatkan jumlah beasiswanya.”
Harapannya, perhatian Pimpinan Pusat Muhammadiyah terhadap kader-kader Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kairo, serta PCIM lainnya di seluruh dunia, mendapat perhatian lebih baik untuk perkembangan persyarikatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement