Koperasi Punya Peran Strategis untuk Mencapai Indonesia Emas 2045
Koperasi memiliki peran strategis dalam menumbuhkan perekonomian Indonesia, terutama membantu Indonesia mencapai visi Indonesia Emas 2045. Hal ini terindikasi dari kontribusi koperasi terhadap PDB yang terus meningkat dan akumulasi volume usaha yang mendekati Rp200 triliun.
Peran utama koperasi adalah menumbuhkan banyak usaha di berbagai sektor skala UMKM, baik di pertanian, perkebunan, peternakan, maupun usaha rumahan.
Pengamat Koperasi Firdaus Putra mengatakan, peran koperasi saat ini sangat signifikan dalam inklusi keuangan. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2021) menemukan sebanyak 4,25 persen rumah tangga mengakses kredit di koperasi.
Baca Juga: BPDPKS: Tak Hanya Koperasi, Biodiesel Untungkan Petani Swadaya
Sementara kredit di bank umum selain KUR sebanyak 4,95 persen. Lembaga keuangan lain yang diakses seperti leasing sebesar 2,35 persen, BPR 1,17 persen, pegadaian 0,86 persen.
"Data itu menunjukkan kontribusi signifikan koperasi dalam layanan keuangan, khususnya bagi usaha mikro dan kecil. Kemudahan, kedekatan, fleksibilitas layanan koperasi membuatnya diminati," ujar Firdaus di Jakarta, baru-baru ini.
Oleh sebab itu, koperasi dapat diandalkan untuk menjadi institusi keuangan di luar perbankan dalam mendorong Indonesia mencapai visi Indonesia Emas 2045. Apalagi kata dia, koperasi dapat berperan efektif pada setiap rantai nilai usaha, mulai dari input pasokan, pengepulan, pengolahan, sampai pemasaran, dan memberi akses pendanaan bagi anggota.
"Dalam 20 tahun ke depan pendapatan per kapita Indonesia makin meningkat. Koperasi akan memiliki potensi permodalan yang besar. Inovasi dan teknologi juga akan mengungkit pertumbuhan koperasi sehingga makin terjangkau, mudah, dan murah," jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, koperasi harus diberdayakan secara maksimal dengan masuk ke sektor pertanian, peternakan, perikanan atau secara umum agromaritim. "Pertama karena kontribusi sektor tersebut pada PDB signifikans sekitar 13%. Juga karena koperasi menyerap tenaga kerja yang banyak sekitar 28%," ungkap Firdaus yang juga menjabat Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI).
Sementara itu, Ketua I KSP Sahabat Mitra Sejati (SMS) Deddy Irja Pratama mengatakan, pihaknya terus berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor riil Indonesia. Sekitar 99% dari total penyaluran pinjaman kepada anggota bergerak di berbagai bidang usaha rumahan hingga skala menengah, seperti pabrik boneka rumahan, pabrik tahu, dan selebihnya bergerak di F&B, Jasa, Perkebunan, Peternakan, Pertanian dan Agribisnis Sawit.
Deddy menambahkan, koperasi dapat diandalkan untuk membantu Indonesia keluar dari middle income trap dan mencapai Indonesia Emas 2045. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan bonus demografi, dengan mendukung wirausaha pemula melalui pembiayaan ekonomi kreatif, pelatihan dan literasi terkait dengan perkoperasian.
“Kami juga bisa berkolaborasi antarkoperasi dari berbagai sektor untuk dapat bertumbuh bersama dari hulu ke hilir. Tentu saja dengan dukungan peningkatan kualitas SDM, tata kelola organisasi koperasi, pemanfaatan teknologi digital, dan memiliki daya saing sehingga koperasi disejajarkan dengan organisasi badan hukum lainnya,” katanya.
Baca Juga: Yudianto Tri Dorong Koperasi Kelola Pengelolaan Aset Bisnis di Pasar
Hingga kini, KSP SMS telah melayani lebih dari 39.000 anggota, yang tersebar di Pulau Jawa 36%, 28% Sumatera, 26 % Sulawesi, dan 10% Kalimantan. Selama ini, KSP SMS menjalin hubungan baik dengan para mitra strategis, di antara melakukan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas usaha anggota, mendapatkan bantuan permodalan dan program pemberdayaan dari kolaborasi strategis tersebut.
Dari data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, volume usaha yang mengandalkan koperasi meningkat signifikan sekitar 8,51% mendekati Rp200 triliun, dari tahun sebelumnya sebesar Rp182,35 triliun. Dengan volume usaha tersebut, kontribusi koperasi terhadap PDB hingga 2021 sebesar 6,20%.
Kemenkop dan UKM pada 2021 mengungkapkan jumlah koperasi aktif di sektor riil sebanyak 11.858 koperasi, disusul pertanian, kehutanan, dan perikanan 11.659 koperasi. Terbanyak memang masih bergerak di sektor jasa keuangan, sebanyak 57.370 koperasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement