Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa sejak diluncurkan pada September 2023, Bursa Karbon telah memperdagangkan lebih dari 600.000 ton unit karbon setara CO2, dengan total nilainya melebihi Rp36 miliar.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam acara diskusi bertajuk Strengthening ESG Implementation in Indonesia's Business Sector, Jakarta, Senin (22/7/2024).
“Bursa karbon ini untuk mendukung upaya pemerintah Republik Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat,” ujar Iman.
Baca Juga: Pemerintah Sebut Bursa Karbon Bisa Reduksi Emisi hingga 100 Juta Ton
Iman mengatakan, guna meningkatkan penerapan prinsip keberlanjutan perusahaan tercatat, Bursa saat ini telah menyediakan 5 indeks saham terkait ESG.
Selain itu, bursa juga memberikan insentif pengurangan biaya pencatatan untuk obligasi berwawasan lingkungan, serta bekerja sama dengan lembaga penilai ESG internasional untuk melakukan penilaian ESG atas Perusahaan Tercatat di IDX.
Baca Juga: Dukung Dekarbonisasi, ICDX jalankan Indonesia Clean Metal Initiatives
Di pasar modal, lanjut Iman, salah satu pengaturan yang menjadi sangat penting dalam mendorong perusahaan tercatat menginternalisasikan prinsip keberlanjutan dalam aktivitas bisnisnya adalah melalui kewajiban pelaporan Sustainability Report atau Laporan Keberlanjutan.
“Saat ini, setidaknya 90% dari perusahaan tercatat di IDX telah melaporkan Laporan Keberlanjutan untuk tahun 2022,” ucap Iman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement