Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

GPPI Beberkan Tantangan Akbar dalam Industri Sawit Indonesia

GPPI Beberkan Tantangan Akbar dalam Industri Sawit Indonesia Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI), Delima Hasri Azahari, menyoroti berbagai tantangan utama yang dihadapi oleh industri sawit di Indonesia. Mulai dari rantai pasok hingga produktivitasnya yang dinilai masih rendah.

Delima menjelaskan dalam masalah rantai pasok, sekitar 42% dari total lahan sawit yang mencapai 16,4 juta hektare dikelola oleh petani yang menghadapi beberapa kesulitan dalam akses ke pendanaan, hasil riset, hingga akses terhadap benih yang legal dan berkualitas.

Baca Juga: IPORICE 2024: Mencari Jalan Tepat dalam Persimpangan Industri Sawit

“Kita tahu bahwa petani uang tadi itu jumlahnya sekitar 42 persen lahannya itu menghadapi masalah untuk akses ke pendanaan, akses ke hasil-hasil riset, akses kepada benih yang legal,” kata Delima dalam paparanya di acara Indonesia Palm Oil Research and Innovation Conference and Expo (IPORICE) di Jakarta, dihadiri oleh Warta Ekonomi, Rabu (14/8/2024).

Dirinya pun menegaskan produktivitas sawit di Indonesia harus menjadi perhatian utama. Pasalnya, saat ini rata-rata produktivitas sawit hanya sekitar 3 hingga 3,5 ton per hektare saja. Padahal, ucapnya, potensi maksimal bisa mencapai 8 ton per hektare.

“Produktivitas kita masih rendah Kalau dibandingkan dengan Potential productivity dari sawit yang bisa mencapai 8 ton per hektare. Kita baru di rata-rata 3 ton, 3,5 ton per hektare,” jelasnya.

Di sisi lain, Delima menyoroti banyaknya petani sawit yang menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur pengolahan. Banyak petani yang tidak mempunyai akses atau fasilitas untuk mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) para petani.

Baca Juga: Petani Sawit Diminta Beli Bibit Unggul Demi Wujudkan Program B35

Berangkat dari hal tersebut, Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tersebut meminta kepada pihak-pihak terkait untuk membantu para petani yang ingin mendirikan PKS nya sendiri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: