Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Jokowi Dianggap Mencaplok Golkar untuk Melawan Prabowo?

Kenapa Jokowi Dianggap Mencaplok Golkar untuk Melawan Prabowo? Presiden Joko Widodo bersiap berfoto bersama saat silaturahim dengan penggiat infrastruktur di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/12/2023). Kegiatan tersebut dalam rangka Hari Bakti PU ke-78. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Refly Harun menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap mencaplok Partai Golkar untuk melawan Presiden terpilih Prabowo Subianto karena dalam politik hanya ada kepentingan abadi.

Refly Harun mengatakan selama Jokowi berkuasa, Prabowo Subianto akan mematuhinya, namun akan berbeda jika dirinya lengser, mengingat candaan terhadap mantan cawapres nomor urut tiga di Pilpres 2024 Mahfud MD.

Baca Juga: Manuver Terakhir, Anies-Kaesang Didukung Golkar-PSI di Pilkada DKI Jakarta

"Kenapa kemudian mencaplok G Golkar ini dianggap untuk melawan P? begini dalam politik-kan kita sudah tahu tidak ada lawan dan kawan yang abadi, yang ada adalah kepentingan yang abadi," ucapnya.

"Dan kita tahu bahwa selama J berkuasa maka Prabowo iya-iya aja, tapi jangan lupa pernah kita lihat candaan atau gurauan Prabowo terhadap Mahmud MD, dia bilang sekarang saya anak buahnya tapi tahun depan kita enggak tahu, dia bilang gitu, dia pakai bahasa Sunda, kita enggak tahu," imbuhnya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Kamis (15/8).

Melihat candaan tersebut, Refly memperkirakan Prabowo sedang menahan emosi terhadap Jokowi sampai dirinya dilantik sebagai presiden. "Artinya betul-betul seorang Prabowo menahan dirinya untuk tidak emosi terhadap Jokowi dan kemudian tunggu tanggal mainnya tanggal 20 Oktober," tandasnya.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diduga sedang berupaya mengambil alih Partai Golkar setelah Airlangga Hartarto tiba-tiba mundur dari posisi Ketua Umum (Ketum).

Sementara itu, Staf KHusus Presiden Ari Dwipayana membantah adanya kaitan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi ketua umum (Katum) Partai Golkar.

“Pengunduran diri Bapak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar adalah pilihan atau hak pribadi beliau yang selanjutnya sepenuhnya menjadi urusan internal Partai Golkar. Jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan Presiden,” tegas Ari melalui ketarangan tertulis yang diterima Kompas.tv.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: