Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

HUT ke-50, PSP3 IPB University Gelar Seminar Nasional Agromaritim

HUT ke-50, PSP3 IPB University Gelar Seminar Nasional Agromaritim Kredit Foto: Uswah Hasanah

Arif pun menyinggung perihal perubahan iklim yang sangat berat dihadapi dan bersinggungan dengan sektor agromaritim. Menurut dia, untuk mengatasi perubahan iklim diperlukan adanya inovasi untuk menghadilkan tanaman pakan yang bisa beradaptasi terhadap kondisi lingkungan.

“Ini tugas PSP3 untuk terus mengkaji teori teori pembangunan untuk diterapkan di dunia ketiga seperti Indonesia sehingga dapat menciptakan strategi yang khas dengan mewarnai pembangunan industri agromaritim dalam negeri,” ucapnya.

Baca Juga: Guru Besar IPB University Sebut Industri Sawit Harus Diproteksi

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar IPB University, Rachmat Pambudy, menyebut jika industrialisasi dan rantai pangan global bukanlah barang yang baru. pasalnya, lantaran 2 hal tersebut penjajah Belanda bisa bercokol selama beratus-ratus tahun di Indonesia dan mengeruk kekayaan alamnya.

“Kita merupakan negara laut terbesar di dunia, pantai tropis kita terpanjang di dunia, wilayah tropis kita salah satu yang terbesar di dunia, dan kita belum bisa memanfaatkan itu semua, padahal teori pembangunan sudah banyak,” kata Rachmat.

Dia juga menjelaskan bagaimana Indonesia membangun ketahanan pangan karena pangan merupakan hidup matinya suatu bangsa. Adapun visi pertama ketika Indonesia merdeka adalah bagaimana bangsa ini segera melakukan swasembada beras.

Lebih lanjut, cita-cita bangsa Indoonesia saat ini bukan hanya swasembada beras saja, melainkan swasembada pangan mulai dari ayam, telur, hingga susu. Kendati sudah swasembada di beberapa komoditas dan menghadapi tantangan baru yakni kelebihan produksi, namun masalah tersebut belum usai hingga hari ini.

Baca Juga: Ewindo Kerja Sama dengan IPB untuk Dorong Pengembangan SDM Bidang Hortikultura Tanah Air

“Maka saya sampaikan pula pada presiden terpilih bahwa sangat disayangkan, kelebihan kita banyak tapi kekurangan kita lebih banyak lagi. Lebih dari 50% penduduk kita kurang gizi, kurang makan dan lapar. Tercatat angka itu adalah 183,7 juta orang atau 68% populasi ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar harian mereka dan pangan bergizi masih sulit dijangkau masyarakat kita,” pesannya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: