Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Praktisi Perkebunan: Kemitraan Kelapa Sawit Membawa Revolusi Sawit Indonesia

Praktisi Perkebunan: Kemitraan Kelapa Sawit Membawa Revolusi Sawit Indonesia Petani memanen buah sawit di kebunnya di Desa Tibo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (10/9/2023). Menurut petani harga buah sawit di daerah tersebut naik dari Rp1000 per kilogram menjadi Rp1200 per kilogram. | Kredit Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perwakilan Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI), Tidar Bagaskara, mengatakan bahwa pola kemitraan yang sudah berjalan selama ini di Indonesia menjadikan petani sebagai salah satu aktor penting dalam perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Pasalnya, kemitraan mengorganisir sinergi investasi korporasi baik swasta maupun BUMN, rakyat, dan pemerintah yang terpadu dengan ketersediaan sumber daya alam lokal dalam satu kesatuan hamparan wilayah yang dapat dipandang sebagai big push strategi pembangunan perkebunan kelapa sawit.

“Kemitraan sawit rakyat-korporasi telah membawa revolusi sawit Indonesia yang tertanda peningkatan pangsa sawit rakyat dari 2% tahun 1980 menjadi 41% tahun 2016,” ucap Tidar dalam seminar bertajuk Kemitraan Kelapa Sawit Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kebun, beberapa waktu yang lalu, dikutip Warta Ekonomi, Kamis (22/8/2024).

Baca Juga: Lewat Dukungan BPDPKS, Serikat Petani Kelapa Sawit Gelar Workshop UMKM Sawit

Hal tersebut, sambungnya, mengantarkan Indonesia menjadi raja CPO dunia yang pangsanya dalam produksi minyak sawit Indonesia meningkat dari yang semula 14%, kemudian menjadi 54%. Adapun perubahan komposisi pasar 4 minyak nabati dunia dari minyak kedelai ke minyak sawit dari tahun 1965 sebanyak 22%, jadi 40% pada tahun 2016.

Akan tetapi, yang disayangkan akhir-akhir ini ada beberapa hal yang membuat kemitraan seolah-olah sudah tidak diperlukan lagi. Tidar menyebut bahwa beberapa aksi tanpa tindakan apa-apa akan membuat kemitraan seolah-olah menjadi sejarah. Padahal, dalam kondisi apapun kemitraan dalam bisnis sawit tetap relevan.

“Tanpa kemitraan masa lalu sawit tidak akan seperti sekarang. Bila sekarang kemitraan tergerus sampai misalnya tidak ada lagi, maka saya kuatir masa depan sawit akan seperti komoditas lain yang dulu berjaya sekarang menjadi posisi ke sekian,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: