Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiana Dewi menyatakan program konversi motor dari BBM ke listrik tidak saja dapat mengurangi emisi karbon secara masif tapi juga mampu menciptakan lowongkan kerja baru di sektor green jobs.
"Kegiatan ini menumbuhkan skill baru, kita masuk ke gaya hidup yang berbeda. Inilah salah satu wujud dari green jobs yang selama ini didengung-dengungkan. Hanya dengan mengonversi, tapi tumbuh skill bagaimana mengetahui baterai, bagaimana cara mengontrol baterai di dalam kendaraan itu sendiri," terang Eniya, di EV Conversion Forum 2024, Kemeterian ESDM, Kamis 22/08/2024.
Dengan begitu Eniya melanjutkan, diharapkan program ini dapat mengerek perekonomian masyarakat di Indonesia.
"Jadi kita harapkan nanti multiplier efeknya bagi perekonomian masyarakat dalam rangka transisi energi yang berkeadilan ini berjalan dan tentunya kita mendukung industri lokal kita untuk bisa menghadirkan ikhtiar kita untuk mewujudkan ketahanan energi nasional," lanjut Eniya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjabarkan bahwa untuk mencapai di jarak yang sama misalnya saja 35 KM, kendaraan BBM membutuhkan 1 liter BBM. Anggap saja Pertamax, maka pengguna harus merogoh kocek sebesar Rp13.700 (harga saat ini).
Sedangkan apabila menggunakan kendaraan listrik, untuk menempuh jarak yang sama hanya diperlukan 1 Kwh listrik dengan banderol sebesar Rp2.400.
"Maka akan terdapat penghematan sebesar Rp11.300," ungkap Dadan pada acara Ev Conversion Forum di Gedung Kementerian esdm, Kamis (23/08/2024).
Untuk emisinya, Dadan merinci, 1 L BBM dapat menghasilkan 2,5 Kg Co2. Sedangkan motor listrik dengan equivalen yang sama hanya menghasilkan 1 Kg Co2.
”1 kilogram CO2 kalau kita pakai motor listrik, 2,5 kilogram kalau kita pakai motor BBM,” tutup Dadan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement