Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ariana Soemanto menyampaikan pihaknya siap mengawal dan mendukung penuh tiap Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam meningkatkan produksi. Pemerintah pun telah menyiapkan berbagai kebijakan baru seperti Peraturan Menteri ESDM Nomor 13/2024 tentang Kontrak Bagi Hasil Migas Gross Split.
"Ini perbaikan dari kontrak bagi hasil migas gross split yang lama, sesuai masukan dari stakeholder juga. Jadi sinyal positif perbaikan investasi hulu migas. Disamping itu, juga ada fleksibilitas kontrak skema gross split ke cost recovery dimana beberapa blok migas saat ini sedang berproses untuk beralih dari skema gross split ke cost recovery," tambah Direktur Ariana.
Baca Juga: Optimalisasi Produksi Migas, Begini Strategi Pemerintah Jokowi Capai Target 2025
Lewat Keputusan Menteri ESDM Nomor 199/2021, Kementerian ESDM juga tengah menyiapkan perbaikan aspek keekonomian bagi kontraktor agar lebih optimal.
Selain itu, lelang blok migas baru, sekarang jauh lebih menarik. Bagi hasil migas untuk kontraktor saat ini bisa mencapai 50%. Dahulu hanya 15-30% saja.
”Pemerintah terus bergerak dan lebih terbuka untuk upaya optimalisasi produksi dan iklim investasi lebih menarik," tambah Ariana.
Terkait strategi jangka menengah utamanya eksplorasi migas, dari 5 blok migas yang dilelang tahun 2024 tahap 1 pada bulan Mei 2024 lalu, sebanyak 3 blok penawaran langsung telah selesai evaluasi dan siap diumumkan. Sedangkan 2 blok sisanya yaitu lelang reguler masih dalam proses lelang.
"Selain itu, untuk lelang tahap 2024 tahap 2 juga nanti akan ada minimal 5 blok. Saat ini joint study eksplorasi migas sedang berjalan lebih dari 20 area termasuk di 5 fokus area Indonesia Timur. Nantinya area-area tersebut akan dilelang menjadi blok migas. Kita bisa lihat bahwa eksplorasi migas masih menarik. Apalagi dengan ketentuan bagi hasil baru, yang bisa mencapai 50 persen itu,” tandas Ariana.
Terkait dengan strategi reaktivasi sumur dan lapangan idle, Kementerian ESDM, SKK Migas dan Pertamina juga telah melakukan pembahasan teknis. Lapangan maupun sumur yang tadinya idle akan jadi prioritas untuk dikerjakan sendiri, atau dikerjasamakan dengan Mitra.
Update Produksi Minyak Nasional 2024
Ariana mengungkapkan saat ini Pertamina menjadi salah satu andalan dalam menopang produksi minyak nasional. Secara total Pertamina Grup menyumbang 60% dari produksi tanah air.
"Saat ini, kontribusi lifting maupun produksi minyak nasional yang paling besar yaitu dari Pertamina Hulu Rokan sebesar 157 ribu barel per day. Disusul ExxonMobil Cepu sekitar 143 ribu barrel per day. Sedangkan produksi minyak dari Pertamina grup jika ditotal menyumbang sekitar 60 persen, belum termasuk non-operating asset,” katanya.
Dalam hal kerjasama dengan Mitra, Pemerintah akan mendukung Pertamina agar ketentuan dalam kerjasama antara Pertamina dengan Mitra menjadi lebih menarik dan bisa dieksekusi lebih cepat, sehingga tambahan produksi bisa segera didapat.
Terkait dengan intervensi teknologi, perusahaan migas China (Sinopec) akan masuk ke 5 lapangan Pertamina dengan teknologi peningkatan produksi.
Baca Juga: SKK Migas Ungkap Produksi Bulanan Minyak dan Gas Sebesar 1.873 Ribu BOEPD Naik 3,4%
"Minggu lalu tim teknis dari ESDM, SKK Migas dan Pertamina ke China untuk evaluasi teknis penerapan teknologi tersebut di lapangan di China. Selanjutnya, September ini Tim teknis Sinopec akan ke Indonesia untuk pejajakan teknologi tersebut ke 5 lapangan Pertamina. Kerjasama teknologi seperti ini akan terus didorong," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement