Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi dan Prabowo Diminta Waspada, Turunnya Kelas Menengah Dapat Berujung Revolusi di Indonesia

Jokowi dan Prabowo Diminta Waspada, Turunnya Kelas Menengah Dapat Berujung Revolusi di Indonesia Kredit Foto: Antara/Sulthony Hasanuddin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bustanul Arifin, menyoroti penurunan jumlah kelas menengah. Ia menilai hal ini perlu mendapatkan perhatian serius, khususnya dari Pemerintah Indonesia. 

Bustanul mengatakan  penyusutan kelas menengah ini patut menjadi perhatian serius, karena kelompok tersebut memainkan peran penting dalam mendorong konsumsi domestik dan pembangunan ekonomi.

Baca Juga: OJK Minta Perusahaan Waspadai Kredit Bermasalah Buntut Kelas Menengah Turun Kasta

"Kekosongan kelas menengah sangat berbahaya. Kalau turun terlalu jauh dan menjadi kosong, kita khawatir akan terjadi revolusi," ujarnya, dilansir Selasa (10/09/2024).

Bustanul mengatakan jumlah kelas menengah yang minim dapat menyebabkan ketimpangan yang mencolok antara orang kaya dan kelompok masyarakat miskin. Hal semacam ini berpotensi menimbulkan ketidakstabilan sosial dan ekonomi.

"Ketika perekonomian memiliki struktur hollow middle seperti di Amerika Latin, hal ini sangat tidak baik. Struktur yang timpang membuat negara tersebut rentan terhadap guncangan," jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa kelas menengah memiliki peran vital, tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam konteks sosial dan politik. Kelas ini menjadi salah satu faktor kunci yang mempengaruhi dinamika pemerintahan dan perubahan di berbagai sektor. Oleh karena itu, penurunan jumlah kelas menengah menjadi perhatian penting dalam menjaga stabilitas nasional.

Adapun data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya penurunan signifikan dalam jumlah kelas menengah di Indonesia. Pada 2019, jumlah kelas menengah mencapai 57,33 juta orang atau sekitar 21,45% dari total populasi.

Baca Juga: Faktor Turunnya Kelas Menengah, Muhadjir: Gaya Hidup, Utang dan Kredit

Namun, pada 2024, jumlah tersebut menyusut menjadi 47,85 juta orang, atau 17,13% dari total penduduk, yang berarti ada penurunan sekitar 9,48 juta orang dalam lima tahun terakhir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: