Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mulai naik pada perdagangan, Rabu (11/9/2024). Kenaikan harga CPO tersebut diikuti dengan kenaikan minyak nabati lainnya.
Tercatat, pada Rabu (11/9/2024), harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman November ditutup di angka MYR 3.901/ton. Angka tersebut tercatat naik sebanyak 0,41% dibandingkan hari sebelumnya.
Baca Juga: Hantu Itu Bernama Ganoderma, Bikin Pekebun Kelapa Sawit Waspada!
Dalam sepekan terakhir ini memang harga CPO sedang mengalami tren positif. Harga CPO dalam sepekan ini mulai naik 0,33% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah 5,18%.
Adapun kenaikan harga CPO ditopang oleh harga minyak nabati pesaing. Pasalnya, kenaikan harga CPO tersebut juga diikuti oleh harga minyak biji bunga matahari dan rapeseed yang masing–masing naik sebesar 2,46% dan 0,6%.
Dengan kata lain, ketika harga minyak nabati makin mahal, maka insentif untuk beralih ke CPO akan meningkat.
Tidak hanya minyak nabati yang mengalami kenaikan, harga minyak bumi kemarin juga mengalami kenaikan. Harga minyak jenis Brent ditutup di US$70,61/barel. Angka tersebut melonjak lebih dari 2% dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Apabila harga minyak bumi ini makin mahal, maka keuntungan menggunakan CPO juga bakal bertambah. Pasalnya, CPO merupakan salah satu bahan baku pembuat bahan bakar nabati.
Di sisi lain, secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO diketahui masih bertahan di zona bullish. Hal ini dibuktikan dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 51,34. Apabila RSI di atas 50, maka suatu asset tersebut sedang dalam posisi bullish. Akan tetapi, RSI itu hanya tipis di atas 50 sehingga bisa dibilang netral saja.
Baca Juga: BPDPKS Tingkatkan Kompetensi Pekebun Sawit Swadaya, Ini Caranya!
Sementara itu, indikator Stochastic RSI ada di 28,66. Menempati area jual (short) yang bahkan lumayan kuat. Alhasil, ruang koreksi harga CPO pun menjadi terbuka. Saat ini harga CPO sudah menyentuh Moving Average (MA) 10, sehingga MA-20 di MYR 3.868/ton sepertinya bisa menjadi target lanjutan. Sementara target resisten terdekat adalah MYR 4.010/ton. Jika tertembus, maka MYR 4.044/ton bisa menjadi target berikutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement