Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Ekspor ke Kawasan Arab Teluk, Perdagangan Indonesia-GCC Capai USD 15,7 miliar Pada 2023

Tingkatkan Ekspor ke Kawasan Arab Teluk, Perdagangan Indonesia-GCC Capai USD 15,7 miliar Pada 2023 Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementrian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan, telah melaksanakan Perundingan Putaran Pertama Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (Indonesia–Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement/I–GCC FTA) pada 9—13 September 2024 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Pada pertemuan ini, Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral Johni Martha selaku Ketua Negosiator dari Indonesia. Sementara Delegasi GCC dipimpin General Coordinator for Free Trade Agreements Negotiations, GCC Raja Munahi Al-Marzoqi selaku Ketua Negosiator dari pihak GCC.

Johni mengungkap, GCC merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia. Pemerintah ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan ekspor produk lokal ke negara kawasan Teluk yang tergabung dalam GCC. I–GCC FTA menjadi perjanjian dagang ketiga Indonesia dengan mitra dagang di kawasan Timur Tengah setelah Persatuan Emirat Arab dan Iran.

“Perundingan yang dilaksanakan selama lima hari tersebut berjalan sangat produktif dan diharapkan momentum ini akan terus terjaga. Dengan peningkatan kerja sama dengan GCC, Indonesia semakin membuka peluang penetrasi produk tidak hanya di negara kawasan Teluk, tetapi juga di kawasan Timur Tengah lainnya, Afrika, dan Eropa,” ujar Johni dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (13/9/2024).

GCC merupakan aliansi kerja sama ekonomi dan politik yang beranggotakan enam negara, yaitu Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar. Pada 2023, total perdagangan Indonesia, GCC mencapai USD 15,7 miliar. 

Pada tahun tersebut ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar USD 6,1 miliar sedangkan impor Indonesia dari GCC tercatat sebesar USD 9,6 miliar.

Adapun pembahasan pada perundingan pertama ini meliputi perdagangan barang, ketentuan asal barang termasuk aturan produk spesifik, prosedur-prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, 

kebijakan-kebijakan sanitari dan fitosanitari (SPS), hambatan teknis perdagangan, pemulihan perdagangan, perdagangan jasa, investasi, perdagangan digital, jasa keuangan, jasa telekomunikasi, perpindahan orang perseorangan, serta ekonomi Islam.

Dalam pertemuan, Ketua Negosiator kedua pihak menyepakati agar tim perunding segera menindaklanjuti hasil-hasil yang menjadi kesepakatan dalam perundingan putaran pertama.

Selain itu, disepakati bahwa Perundingan Putaran Kedua Indonesia-GCC FTA akan dilaksanakan pada 17—21 November 2024 di Riyadh, Arab Saudi sesuai dengan jadwal perundingan yang disepakati dalam Terms of Reference (TOR). 

“Perundingan putaran pertama akan ditindaklanjuti dengan pertemuan intersesi secara virtual yang akan dilaksanakan pada Oktober 2024. Pertemuan ini akan membahas isu dan kerja sama lainnya, misalnya terkait usaha kecil dan menengah, persaingan usaha, kerja sama ekonomi dan isu terkait akses pasar perdagangan barang,” ungkap Johni. 

Sebagai informasi, komoditas ekspor utama Indonesia ke GCC di antaranya mobil dan kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, perhiasan, kapal suar, kertas, dan kertas karton tidak dilapisi. Sedangkan impor utama nonmigas Indonesia dari GCC di antaranya produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, alkohol asiklik, belerang, polimer dari etilena, dan aluminium tidak ditempa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: