Salah satu topik yang digunakan oleh negara-negara maju kepada negara-negara berkembang adalah isu deforestasi global. Isu tersebut bahkan telah digunakan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk menghambat perdagangan kedua negara tersebut dengan negara lainnya.
Pengkaitan hubungan perdagangan minyak sawit dan komoditas tropis lainnya dengan deforestasi telah terjadi. Salah satunya adalah European Union Deforestation Free Regulation atau EUDR yang mengaitkan minyak sawit dengan isu deforestasi dalam perdagangan internasional.
Baca Juga: Komitmen Jaga Lingkungan Sawit Berkelanjutan, MUTU International Terima Penghargaan dalam BUNEX 2024
Adapun argument pengkaitan deforestasi dengan perdagangan internasional adalah lantaran deforestasi dinilai sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global atau global warming dan perubahan iklim alias climate change.
Lantas, Apakah Benar Deforestasi Global Menjadi Penyebab Utama Perubahan Iklim?
Dikutip dari riset Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Selasa (17/9/2024), perubahan iklim global merupakan dampak dari pemanasan global. Adapun penyebab pemanasan global adalah sebagai akibat meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada atmosfer bumi sehingga, kaitan deforestasi pada perubahan iklim global terletak pada seberapa besar kontribusi deforestasi pada emisi GRK global.
Selain itu, berdasarkan hasil studi dari Joint Research Centre European Union, dikutip Warta Ekonomi, Selasa (17/9/2024), mengungkapkan bagaimana kontribusi dari deforestasi global pada emisi GRK global. Diketahui kontribusi deforestasi, LULUCF, lahan gambut (organic soil), serta kebakaran hutan dan lahan hanya sekitar 16 persen dari GRK global dengan tren penurunan dari tahun ke tahun. Dari total GRK global yakni sekitar 58.8 Gt CO2 eq, kontribusi emisi dari deforestasi dan LULUCF global hanya sekitar 7-9 Gt CO2 eq.
“Hal yang menarik adalah sektor kehutanan dimana terjadi deforestasi, LULUCF, lahan gambut, kebakaran hutan juga menyerap CO2 (carbon sink) dari atmosfer bumi. Sehingga secara neto cenderung menjadi bagian dari net zero emission,” kata PASPI.
Baca Juga: Kolaborasi Industri Sawit — Pemkab Pasaman Barat Siap Tekan Kemiskinan Ekstrem
Data empiris tersebut, sambung PASPI, juga mengungkapkan bahwa deforestasi bukanlah kontributor utama GRK global. Kontribusi pada GRK global relatif kecil dan bukan menjadi kontributor utama dalam emisi GRK global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement