Salah satu kelompok usaha yang paling banyak mendapatkan kucuran dana subsidi atau insentif pengembangan biodiesel melalui dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada periode 2015 – 2023 adalah Wilmar.
Sebuah lembaga swadaya masyarakat, Auriga, dalam laporannya bahkan memproyeksikan Wilmar menerima manfaat biodiesel sebesar Rp56,61 triliun pada periode yang sama.
Baca Juga: Astra Agro Lestari (AALI) Dukung Penurunan Pungutan Ekspor Sawit
Adapun Wilmar, melalui Multi Nabati Sulawesi, Wilmar Bioenergi Indonesia, Wilmar Nabati Indonesia dan Multimas Nabati Asahan, menjadi deretan perusahaan penerima alokasi biodiesel sepanjang periode 2015 – 2023.
Total volume biodiesel sepanjang 2015 – 2022 yang tersalurkan yakni sebesar 42,98 juta kiloliter (kl) dengan jumlah subsidi sekitar Rp144,59 triliun. Adapun anggaran subsidi biodiesel pada tahun 2023 sebesar Rp35 triliun sehingga total subsidi sampai tahun lalu yakni sekitar Rp179 triliun.
Dalam laporannya yang bertajuk “Politically Exposed Person dalam Jejaring Biodiesel Indonesia”, Auriga menghitung dana subsidi yang diterima oleh setiap grup usaha diperoleh dari dana yang direalisasikan oleh BPDPKS tiap tahunnya untuk subsidi biodiesel dan kemudian dibagi dengan total alokasi yang telah ditetapkan pemerintah pada masing-masing tahun.
“Kemudian dilakukan dengan besaran lokasi volume yang diproduksi oleh masing-masing perusahaan,” papar Auriga melalui laporan tersebut, dikutip Warta Ekonomi, Jumat (27/9/2024).
Baca Juga: GAPKI Kritik Reuters: Klaim Deforestasi Kelapa Sawit Tidak Berdasar
Setelah Wilmar, grup perusahaan kedua yang paling banyak menerima manfaat subsidi biodiesel adalah Musim Mas dengan nilai Rp26,46 triliun. Kemudian perusahaan penerima alokasi biodiesel dari grup tersebut adalah Musim Mas, Intibenua Perkasatama, dan Sukajadi Sawit Mekar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement