
Sementara itu, selain Wilmar dan Musim Mas, Royal Golden Eagle milik keluarga Tanoto merupakan grup perusahaan ketiga yang menjadi penerima manfaat subsidi biodiesel terbesar pada tahun 2015 – 2023. Adapun perusahaan penerima alokasi biodiesel dari grup tersebut antara lain Sari Dumai Oleo, Cemerlang Energi Perkasa, Kutai Refinery Nusantara, dan Sari Dumai Sejati.
Untuk diketahui, subsidi biodiesel diberikan pada seluruh perusahaan terdaftar yang memproduksi biodiesel dan memenuhi syarat administrasi serta produksinya memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kementerian ESDM.
Baca Juga: Pemerintah Revisi Kebijakan ISPO: Kebut Sertifikasi Sawit Berkelanjutan di Indonesia
Di sisi lain, syarat penetapan produsen biodiesel atau disebut pemerintah sebagai badan usaha bahan bakar nabati (BBN) diatur dalam Peraturan Meneteri ESDM Nomor 45 Tahun 2018. Dalam peraturan tersebut, badan usaha BBN wajib menyerahkan permohonan kepada Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) dengan syarat yang perlu dipenuhi.
Syarat yang wajib dipenuhi tersebut adalah bukti bahwa biodiesel yang diproduksi sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan serta dapat menjamin pemenuhan biodiesel dalam negeri secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
“Berdasarkan Permen ESDM Nomor 45 Tahun 2018 pula, terdapat tim evaluasi pengadaan BBN yang memiliki tanggung jawab mengevaluasi produsen biodiesel serta memberikan rekomendasi kepada menteri melalui Dirjen EBTKE. Hal ini pula yang menjadikan ESDM memegang kendali penuh terhadap pemenuhan biodiesel di Indonesia,” jelas Permen tersebut.
Sebagai informasi, berikut daftar Grup Penerima Manfaat Subsidi Biodiesel 2015—2023:
- Wilmar: Rp56,61 triliun
- Musim Mas: Rp26,46 triliun
- Royal Golden Eagle: Rp21,31 triliun
- Permata Hijau: Rp14,91 triliun
- Sinar Mas: Rp14,03 triliun
- Darmex Agro: Rp10,71 triliun
- KPN Agro: Rp7,55 triliun
- Louis Dreyfus: Rp6,82 triliun
- Sungai Budi: Rp6,44 triliun
- Best Grup: Rp5,38 triliun
- First Resources: Rp4,73 triliun
- Jhonlin: Rp1,86 triliun
- Wings: Rp1,69 triliun
- Bumitama Gunjaya Agro: Rp337 miliar
- Eterindo Wahanatama: Rp12 miliar
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement