Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang fokus terhadap program-program riset sehingga berkontribusi besar pada kebijakan hilirisasi sawit. Khususnya memperluas riset rekayasa produk dan proses pengolahan kelapa sawit menjadi produk 5F atau food, fitonutrient, fine chemical, fuel liquid, fiber/biomaterial.
Dalam keterangannya, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, mengatakan bahwa program riset BPDPKS pada lingkup Kemenperin telah mewujudkan Pilot Plant pengolahan biomassa menjadi precursor industri biomaterial yang menjadi pusat persiapan pembangunan pabrik pengolahan biomassa.
“Fasilitas pilot plant ini dibangun atas pendanaan BPDPKS dan berlokasi di BBSPJIA Bogor, telah diresmikan Menperin pada 8 Agustus 2024. Hal tersebut menjadi bentuk konkret komersialisasi riset menuju skala industri yang bernilai tambah dalam rangka hilirisasi industri,” ujar Putu Juli di Jakarta, Selasa (1/10/2024).
Di sisi lain program riset sawit ini turut mendukung penyusunan kebijakan hilirisasi pada skema 5F. lebih lanjut dia menjelaskan contohnya yakni pilot plant BBSPJIA yang bisa digunakan oleh penyewa atau calon investor untuk mneguji teknologi proses pengolahan biomassa sebagai tahapan crucial engineering design pembangunan pabrik prekursor bioechemical.
Baca Juga: BPDPKS Masih Evaluasi Turunnya Pungutan Ekspor CPO, Biodiesel Terancam Tak Lanjut?
“Peralatan tersebut juga menjadi open/living laboratory bagi para periset – akademisi untuk mengembangkan rute proses teknologi fraksionasi biomassa sawit sehingga body of knowledge dari biomass processing untuk discale-up pada skala industri,” jelas Putu Juli.
Maka dari itu, dia menyarankan bahwa program riset sudah saatnya masuk ke dalam ranah tataran operasional skala industri. Yakni menghindarkan fenomenavalley of death disiklus pengembangan teknologi dari riset (skalalaboratorium) ke skala komersial (pabrik besar).
Kemenperin, sambungnya, mengaku mempunyai beberapa Balai Besar dan Balai Industri yang cukup kompeten dalam pelayanan jasa industri termasuk di antaranya mengembangkan hasil riset menjadi skala komersial. Misalnya menyusun jejaring atau networking antar pelaku usaha existing.
“Dengan demikian, makin banyak pihak yang mendapatkan manfaat dari pengembangan hasil riset keskala industri karena ketersediaan jasa industri yang kompeten,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement