Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga CPO Masih Fluktuatif di Tengah Panasnya Timur Tengah

Harga CPO Masih Fluktuatif di Tengah Panasnya Timur Tengah Pekerja mengangkut kelapa sawit ke dalam truk di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mencatat volume ekspor produk minyak sawit dan turunannya pada bulan Juli 2020 naik sebesar 13 persen menjadi 3,13 juta ton dari sebelumnya 2,76 juta ton dan ekspor produk olahan CPO naik sebesar 21,8 persen menjadi 1,97 juta ton dari sebelumnya 1,6 juta ton. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) tercatat melesat mengukir rekor baru di tengah memanasnya ketegangan di Timur Tengah. Bahkan, CPO mencatatkan rekor harga tertinggi sejak awal tahun 2024 ini.

Dipantau pada perdagangan Senin (7/10/2024), harga CPO di Bursa Malaysia ditutup menguat ke level MYR 4.343 per tonnya. Akan tetapi, Selasa (8/10/2024) harganya terjun ke level MYR 4.288 per ton.

Adapun tren kenaikan harga CPO ini sebenarnya sudah dimulai sejak Jumat (30/9/2024) lalu dengan harga MYR 3.995 per tonnya. Harga itu juga sudah mulai reli hingga mencapai puncak pada Senin (7/10/2024) kemarin.

Baca Juga: Seimbang, Pemerintah Jamin Program Biodiesel Tidak Ganggu Pasokan CPO

Harga minyak kelapa sawit ini diprediksi masih berfluktuasi antara untung dan rugi akibat kenaikan harga minyak bumi dan penurunan lebih lanjut pada harga minyak kedelai sebagai pesaingnya.

Menurut keterangan dari Pedagang Senior di IcebergX Sdn, David Ng, sebagaimana yang dikutip dari Bernama, menyebut bahwa lonjakan harga minyak di tengah meningkatkan ketegangan di Timur Tengah ini mendukung pasar minyak sawit.

Kendati demikian, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo memperkirakan Malaysia sebagai produsen utama CPO akan menghadapi masalah cuaca. Adapun ganguan cuaca diprediksi akan berlangsung hingga pertengahan Oktober. 

Baca Juga: Industri CPO Domestik Diproyeksikan Meningkat, TAPG Fokus Dua Hal Ini

Walhasil, hal tersebut diprediksi bakal menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan yang ketat kembali. Di tambah, adanya minat beli yang signifikan dari India menjelang musim perayaan Diwali bakal memengaruhi CPO.

"Serta pelemahan nilai tukar negara produsen dapat membuat minyak sawit lebih murah bagi pembeli asing dan dengan demikian meningkatkan permintaan," kata Sutopo, Selasa (8/10/2024). 

Lebih lanjut, Sutopo menilai berbagai faktor tersebut hanyalah variable sementara dalam memengaruhi penguatan harga minyak sawit dalam waktu dekat. Adapun perkiraan CPO yang akan diperdagangkan pada 4.500 MYR/MT. Sementara pada akhir tahun, Sutopo memproyeksi harga CPO akan melemah ke level 4.100 MYR/MT.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: