Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wamentan Rinci Tantangan yang Harus Dihadapi Industri Sawit

Wamentan Rinci Tantangan yang Harus Dihadapi Industri Sawit Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, dalam sambutannya di acara pengukuhan DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), mengungkapkan berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh industri sawit di tengah upaya pemerintah meningkatkan penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar.

Terkait hal tersebut, pemerintah sendiri telah mengimplementasikan biodiesel 35% serta akan meningkatkan pencampuran biodiesel menjadi B50. Bahkan, lebih besar lagi untuk mengurangi 100 impor solar Indonesia.

Baca Juga: PT USTP Maksimalkan Potensi Lahan Marjinal Sawit Demi Produktivitas Tinggi

“Kita sudah berhasil saat ini B35, artinya 30% dari biosolar kita berasal dari sawit. Presiden terpilih mencanangkan tahun 2025 kita menjadi B50, yang artinya semakin banyak yang akan dialokasikan untuk ketahanan energi kita,” ungkap Sudaryono di gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (9/10/2024).

Oleh sebab itu, dirinya menegaskan perlunya menggenjot produktivitas sawit rakyat yang masih sangat rendah yakni sekitar 12-13 juta ton per hektare per tahunnya. Menurut dia, produktivitas tersebut perlu diupayakan lantaran program biofuel harus tetap berjalan dan kebutuhan pangan serta industri dalam negeri maupun ekspornya dapat terpenuhi.

Baca Juga: BMKG Siap Turun Bantu Industri Sawit Hadapi Perubahan Iklim, Ini Strateginya

“Tentu saja lahan sawit kita tidak mungkin menambah secara praktis. Maka yang harus ditingkatkan dalam kaitannya pemenuhan pangan dan energi adalah meningkatkan produktivitas sawit,” kata Sudaryono.

Saat ini, imbuhnya, Kementan sendiri sedang berupaya untuk meningkatkan produksi beras nasional. Oleh sebab itu, dirinya berharap pada saat peremajaan, dilakukan juga integrasi berupa penanaman padi gogo.

Sebagai tambahan, Kementan melalui program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria) menargetkan penanaman 500 ribu hektare padi gogo di lahan sawit dan kelapa.

“Kita ingin mengamankan kebutuhan beras kita supaya tidak impor, maka kita ingin pada saat permajaan sawit, sambil nunggu sawitnya tinggi, bisa ditanami padi gogo,” pungkasnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: