Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menepis tudingan adanya kerja paksa pada proses hilirisasi nikel di Indonesia. Hal ini ia tegaskan dalam sidang terbuka Promosi Doktor Kajian Stratejik dan Global "Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia" di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (16/10/2024).
"Nggak ada kerja paksa. Di mana kerja paksa? Jangan kita menari di gendang negara orang. Tadi saya katakan bahwa jangan pernah bermimpi negara-negara luar itu suka pada apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam konteks hilirisasi. Mereka ini sudah candu semua terhadap bahan baku kita yang sejarah ratusan tahun dulu terjadi. Jadi kita jangan tercepat dan provokasi dari orang. Mana ada kerja paksa," ujar Bahlil.
Untuk diketahui tudingan adanya praktik kerja paksa di hilirisasi nikel Indonesia dilayangkan oleh Wakil Menteri Urusan Perburuhan Internasional, Departemen Perburuhan AS, Thea Lee saat membahas tren peningkatan pekerja anak dan kerja paksa di sektor pertambangan mineral di berbagai negara.
"Kerja paksa mencemari rantai pasokan mineral penting lainnya, termasuk aluminium dan polisilikon dari Tiongkok, nikel dari Indonesia, dan lagi-lagi kobalt, tantalum, dan timah dari DRC (Republik Demokrasi Kongo)," kata Lee.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement