Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Energi Bersih, Reforestasi Biomassa Jadi Kunci Kurangi Emisi PLTU

Dorong Energi Bersih, Reforestasi Biomassa Jadi Kunci Kurangi Emisi PLTU Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Reforestasi dan biomassa kini menjadi sorotan dalam upaya transisi energi bersih di Indonesia. Ferdy Hasiman, peneliti dari Alpha Research Database, menekankan bahwa reforestasi atau penanaman kembali pohon pada lahan kritis dapat menjadi solusi jangka panjang yang tak hanya mendukung suplai biomassa untuk pembangkit listrik, tetapi juga memperbaiki lingkungan yang telah terdegradasi.

“Dengan menanam kembali pohon-pohon di lahan kritis, kita tidak hanya menciptakan sumber energi terbarukan tetapi juga memulihkan ekosistem. Reforestasi tidak hanya berkontribusi pada pasokan biomassa, tetapi juga meningkatkan kualitas lingkungan,” ujar Ferdy.

Baca Juga: Kembangkan Biomassa dari Kaliandra Merah, PTBA Bangun Pilot Plant Wood Pellet

Melalui program reforestasi, lahan kritis di Indonesia dapat ditanami pohon indigofera, tanaman yang menyerap air dan menyuburkan tanah. Dari ranting tanaman ini, masyarakat dapat menghasilkan biomassa yang kemudian diolah menjadi bahan campuran batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui teknik co-firing. PLN membeli biomassa ini sebagai bagian dari komitmen untuk mengurangi emisi karbon melalui pengurangan pemakaian batubara.

“Proses co-firing ini mengurangi penggunaan batubara di PLTU, yang sekaligus membantu menekan emisi karbon. Selain itu, reforestasi menghidupkan kembali lahan kritis, serta memberdayakan masyarakat lokal yang terlibat dalam rantai produksi biomassa,” tambah Ferdy.

Baca Juga: Pemanfaatan Biomassa untuk Co-Firing di PLTU Buka Peluang Ekonomi bagi Masyarakat

Ferdy menjelaskan, meskipun pembakaran biomassa menghasilkan emisi karbon, penanaman pohon di area reforestasi berfungsi sebagai penyerap karbon alami, sehingga penggunaan biomassa tetap dianggap sebagai karbon-netral.

“Tanaman yang diproduksi dari reforestasi, seperti pohon indigofera, dapat diolah menjadi pelet biomassa. Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pembangkit listrik mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, menjadikan pembangkit lebih ramah lingkungan,” jelas Ferdy.

Co-firing, teknik pembakaran bersama biomassa dan batubara, dianggap efektif dalam menurunkan emisi karbon di pembangkit listrik. Dengan strategi ini, PLTU diharapkan berkontribusi besar pada target net zero emission di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: