- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
GAPKI Dorong Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia, India Jadi Target Potensial
Oleh sebab itu, melalui program tersebut India menargetkan pengurangan ketergantungan impor dari yang semula 58% menjadi 38% pada tahun 2025 – 2026, meskipun permintaan diproyeksikan naik menjadi 29 juta ton.
Untuk menghadapi dinamika pasar India yang kian kompleks, Esther memaparkan empat strategi kunci yang dinilai perlu diimplementasikan secara komprehensif. Pertama, Indonesia perlu menyesuaikan strategi perdagangannya dalam menghadapi kebijakan proteksionis India.
Baca Juga: NU Kuatkan Sinergi, Kenalkan Santri tentang Kontribusi Sawit untuk Ekonomi
"Dengan kenaikan tarif yang signifikan mencapai 27,5% untuk crude oil dan 35,75% untuk refined oil, diperlukan pendekatan yang lebih fleksibel untuk mencari keseimbangan baru. Strategi ini harus mampu mengakomodasi kepentingan India dalam melindungi petani lokalnya, sambil tetap mempertahankan nilai strategis perdagangan bilateral," ucap Esther, dalam keterangannya, Selasa (29/10/2024).
Kedua, Indonesia perlu melakukan revitalisasi dan inovasi industri domestik. Hal tersebut dinilai menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing dari produk sawit Indonesia. Selain itu, modernisasi teknologi pengolahan dan penguatan program R&D disebut-sebut perlu diprioritaskan untuk menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang kompetitif.
"Strategi cost-leadership yang tepat akan membantu industri sawit nasional menghadapi persaingan global sekaligus memperbaiki persepsi produk sawit Indonesia di pasar internasional," ungkapnya.
Strategi yang ketiga yakni melakukan pemahaman mendalam terkait pasar India. Hal tersebut menurut Esther perlu ditingkatkan melalui penelitian komprehensif dan dokumentasi strategis. Pasalnya, kurangnya analisis komparatif antar kedua negara selama ini disebut telah menghambat pengembangan kebijakan perdagangan yang efektif.
"Penelitian tentang pola konsumsi dan preferensi pasar India akan membantu mengidentifikasi peluang kerja sama yang saling menguntungkan dan mendukung proses negosiasi perdagangan," imbuhnya.
Baca Juga: Industri Sawit dan Kakao Tanggapi Diubahnya BPDPKS
Keempat, pemerintah dinilai perlu mengambil peran lebih aktif dalam mengatasi berbagai hambatan non-tarif. Dukungan dalam proses registrasi produk dan penanganan isu-isu terkait standar teknis dan sanitasi disebut akan membantu akses yang lebih luas bagi produk sawit Indonesia di pasar India.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement