PT PLN (Persero) berencana mengimplementasikan Carbon Capture & Storage (CCS) / Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) di 5 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Targetnya 2 Giga Watt (GW) PLTU di tahun 2040 dan 19 GW di tahun 2060
5 lokasi tersebut yakni PLTU Suralaya Unit 1-4 kolaborasi dengan Karbon Korea Co., Ltd, PLTU Suralaya Unit 5-7 dengan PT PLN Enjiniring dan LAPI ITB, PLTU Indramayu dengan JERA Co., Inc. Japan dan JGC Corporation Japan, PLTGU Tambak Lorok dengan JERA Co., Inc. Japan dan JGC Corporation Japan, dan PLTU Tanjung Jati B dengan INPEX Corporation Japan.
Baca Juga: Perkuat Rantai Pasok Gas di Papua Utara, PLN EPI Teken JDA dengan Mitra Strategis Program Gasifikasi
Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP) Edwin Nugraha Putra mengatakan, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi 8% dan transisi energi, PLN tidak hanya berfokus pada penambahan pembangkit Energi Baru Terbarukan untuk memenuhi kebutuhan industri, tetapi juga menekan emisi dari pembangkit eksisting.
"Pembangkit batu bara akan digantikan oleh pembangkit nuklir, hidro, dan geothermal. Untuk pembangkit batu bara yang masih beroperasi, emisi akan dikendalikan menggunakan teknologi CCS/CCUS," kata Edwin dalam keterangannya, di Jakarta, dikutip Jumat (06/12/2024).
Sementara itu, Edwin mengungkapkan secara total program dekarbonisasi yang dijalankan PLN demi menggapai NZE 20160 membutuhkan dana investasi 2025-2045 senilai Rp794 triliun per tahun.
Baca Juga: PLN UID Jatim Siap Amankan Pasokan Listrik Jelang Nataru
“Langkah menuju ke sana, PLN mempersiapkan bukan hanya pembangkit baru dengan renewable energy (saja) namun pembangkit-pembangkit eksisting itu juga didukung agar tetap beroperasi dengan emisi yang lebih rendah menuju Net Zero Emissions pada tahun 2060,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement