- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Reli Bitcoin Terhenti di Tengah Profit Taking, Ternyata Karena Hal Ini!
Harga Bitcoin (BTC) turun 1,79% dalam 24 jam terakhir, menyentuh level $97.865 pada Selasa (10/12/2024) pagi. Koreksi ini terjadi setelah pekan lalu Bitcoin mencatat lonjakan historis, menembus level psikologis $100.000 untuk pertama kalinya. Namun, reli tersebut terhenti seiring aksi profit-taking dan perhatian investor yang beralih ke data inflasi Amerika Serikat serta keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).
“Data inflasi CPI minggu ini akan menjadi indikator penting. Jika inflasi lebih tinggi dari ekspektasi, Bitcoin kemungkinan menghadapi tekanan jangka pendek. Sebaliknya, inflasi yang lebih rendah dapat mendorong Bitcoin kembali menguji harga $100.000,” jelas Panji Yudha, Financial Expert Ajaib Kripto, Selasa (10/12).
Kenaikan harga Bitcoin sebelumnya dipicu optimisme terhadap kebijakan pro-kripto dari Presiden terpilih AS, Donald Trump. Kebijakan ini mencakup penunjukan tokoh ramah kripto di posisi strategis, seperti Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) serta Menteri Keuangan.
Baca Juga: Mengapa Bitcoin Turun ke $95.000? Ini Sebabnya
Namun, kekhawatiran muncul setelah laporan distribusi besar-besaran Bitcoin senilai lebih dari $2 miliar dari crypto wallet terkait Mt. Gox. Langkah ini memicu spekulasi mengenai potensi tekanan jual di pasar.
Fokus pada Data Ekonomi dan Keputusan The Fed
Dalam pekan ini, tiga indikator ekonomi utama AS menjadi perhatian investor: Indeks Harga Konsumen (CPI), klaim pengangguran awal, dan Indeks Harga Produsen (PPI). CPI diproyeksikan meningkat 0,3% secara bulanan, dengan inflasi inti tetap di level 3,3% secara tahunan (YoY).
Keputusan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan FOMC 18 Desember juga dinanti. Data FedWatch menunjukkan probabilitas 85,8% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
“Jika The Fed mengambil langkah hawkish, tekanan pada Bitcoin bisa meningkat. Namun, jika inflasi lebih rendah dari ekspektasi, pasar akan mengantisipasi kebijakan moneter yang lebih dovish, memberikan sentimen positif bagi Bitcoin,” tambah Panji.
Baca Juga: Bitcoin Lagi Hot Lonjakannya, FOMO Jadi Investor Boleh Tidak?
Di tengah volatilitas, dukungan fundamental Bitcoin tetap solid. MicroStrategy baru-baru ini membeli 21.550 BTC senilai $2,1 miliar, menunjukkan kepercayaan terhadap potensi jangka panjang aset ini. Arus masuk ke ETF Bitcoin spot juga mencapai $2,73 miliar pekan lalu, mencerminkan minat institusional yang kuat.
Panji menegaskan, “Volatilitas jangka pendek mungkin terjadi, tetapi dukungan investor institusional dan kebijakan pro-kripto dari pemerintahan Trump memberikan prospek positif bagi Bitcoin dalam jangka panjang.”
Disclaimer: Investasi aset kripto mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Kripto membuat informasi ini melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli aset kripto. Harga aset kripto berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement