Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Global Tertekan, ICP Ikut Turun ke US$71,83

Harga Minyak Global Tertekan, ICP Ikut Turun ke US$71,83 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) kembali mengalami penurunan pada bulan November 2024 menyentuh level USD71,83 per barel. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar USD1,70 dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan harga minyak dunia yang menjadi faktor utama di balik penurunan ini turut memicu kekhawatiran akan potensi dampaknya terhadap perekonomian nasional.

"Perlambatan ekonomi global, khususnya di kawasan Eropa dan Tiongkok, telah menciptakan efek domino yang cukup kompleks. Penurunan permintaan minyak dunia adalah salah satu dampaknya. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pendapatan negara, tetapi juga berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketidakstabilan di pasar energi global," jelas Plt. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya di Jakarta, Kamis (12/12).

Baca Juga: Solusi Atasi Stunting hingga Masalah Kesehatan Lainnya, Se 'Poweful' Apa Minyak Makan Merah?

Penetapan ICP November 2024 sebesar USD71,83 per barel tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 373.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan November 2024 tanggal 10 Desember 2024.

Menurut Chrisnawan bahwa harga rata-rata minyak mentah selama November 2024 dibandingkan dengan Oktober 2024, menunjukkan penurunan. Berbagai faktor berkontribusi terhadap penurunan harga minyak mentah yang signifikan di pasar internasional, termasuk penurunan ketegangan di Timur Tengah akibat perjanjian gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon, efektif untuk jangka waktu 60 hari mulai 26 November 2024.

"Perkembangan ini mengurangi kekhawatiran pasar mengenai potensi gangguan pasokan minyak yang berasal dari kawasan Timur Tengah, yang diakui sebagai daerah penghasil minyak terkemuka secara global," ujarnya.

Selain itu, pasar minyak mentah dunia saat ini juga dihadapkan pada ketidakpastian yang tinggi. Meskipun produksi minyak OPEC+ mengalami peningkatan, namun penurunan permintaan global dan penguatan Dolar AS terus menekan harga minyak.

Data dari publikasi OPEC November 2024 menunjukkan bahwa produksi minyak mentah OPEC+ pada bulan Oktober mencapai 40,34 juta barel per hari, naik 0,21 juta barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2024 direvisi turun sebesar 107 ribu barel per hari.

"Kemenangan Trump dalam Pemilu AS mengurangi permintaan minyak mentah di pasar internasional, karena peningkatan nilai Dolar AS membuat semua komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang Dolar AS menjadi lebih mahal," tambah Chrisnawan.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh penurunan pengolahan minyak di Tiongkok sebesar 4,6%, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu akibat penutupan sejumlah kilang dan penurunan operasional di kilang kecil independen.

Baca Juga: Harga Minyak Turun, Pasar Bimbang Gegara Melimpahnya Pasokan

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada November 2024 dibandingkan Oktober 2024 sebagai berikut:

  • Dated Brent turun sebesar USD1,19/bbl dari USD75,66/bbl menjadi USD74,47/bbl.
  • WTI (Nymex) turun sebesar USD2,02/bbl dari USD71,56/bbl menjadi USD69,54/bbl.
  • Brent (ICE) turun sebesar USD1,98/bbl dari USD75,38/bbl menjadi USD73,40/bbl.
  • Basket OPEC turun sebesar USD1,45/bbl dari USD74,45/bbl menjadi USD73,00/bbl.
  • Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar USD1,70/bbl dari USD73,53/bbl menjadi USD71,83/bbl.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: