Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Dirjen EBTKE ESDM), Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa saat ini spesifikasi biodiesel Indonesia, khususnya Fatty Acid Methyl Ester (FAME) merupakan yang terbaik di dunia.
Oleh sebab itu, pihaknya berupaya untuk meningkatkan kualitas dari penerapan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan campuran bahan bakar nabati biodiesel bauran minyak kelapa sawit sebesar 40% (B40). Hal tersebut dilakukan agar memastikan standar kualitas tertinggi bagi biodiesel yang digunakan di Indonesia.
Baca Juga: Alokasi Biodiesel 2025 Naik Jadi 15,6 Juta kL, Pemerintah Siapkan Mandatori B50 di 2026
"Jadi spek dari FAME biodiesel kita itu paling bagus. Bahkan kita menerapkan B40 ini tertinggi di dunia. Dan spesifikasi yang kita tentukan termasuk Pak Menteri selalu menyebut kadar air ya, karena itu faktor yang sangat mempengaruhi spesifikasi dari biodiesel itu sendiri," kata Eniya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (7/1/2025).
Dalam implementasi B40, kata Eniya, batas maksimum kandungan airnya telah diturunkan hingga 320 ppm atau part per million. Padahal, kandungan air sebelumnya pada B35 adalah 340 ppm. Apabila mandatori biodiesel ditingkatkan hingga B50, maka batas kandungan air nantinya juga akan diturunkan lagi.
Terkait hal tersebut, pihaknya juga memperketat regulasi dan mengawasi industri.
"Jadi dulu kita menerapkan kalau B35 340 ppm, part per million kandungan airnya. Kalau untuk B40 besok, yang sekarang ini berlaku itu 320 ppm. Nah nanti kalau B50 ini makin turun lagi," ujarnya.
Regulasi tersebut juga merupakan bentuk bahwa industri FAME di dalam negeri terus berupaya melakukan inovasi dalam mendukung program mandatori biodiesel yang terus ditingkatkan oleh pemerintah. Dengan standar ketat, harapannya biodiesel Indonesia bisa menjadi terbaik di dunia.
Hal tersebut sudah dicontohkan di Dumai yang beberapa fasilitas utamanya menunjukkan kemampuan memproduksi biodiesel yang berkualitas tinggi dan di bawah standar yang amat ketat.
Baca Juga: Masih Belum Pasti, Para Pelaku Industri Sawit Tunggu Kepastian Regulasi Pemerintah Terkait Biodiesel
"Kita lihat di Dumai itu paling banyak ya, salah satu contohnya ada di Dumai. Ada di beberapa daerah, tetapi kita waktu itu bisa visit ke satu lokasi. Beberapa lokasi pun kita melihatnya spek kandungan air yang diproduksi oleh pabrikan di tempat itu bahkan bisa sampai nilai 130 ppm," papar Eniya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement