Bitcoin Tembus Rp1,6 Miliar, Inflasi Stabil Jadi Pendorong Optimisme Pasar

Bitcoin (BTC) melesat tajam setelah rilis data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat untuk Desember 2024. Dengan inflasi tahunan tercatat di angka 2,9%, sesuai ekspektasi pasar, harga Bitcoin berhasil melampaui US$102.000 atau sekitar Rp1,6 miliar lebih.
Pergerakan ini juga mempengaruhi aset kripto lainnya seperti Ethereum (ETH) yang mencapai Rp54 juta, XRP di Rp50 ribu, SOL di Rp3,2 juta, dan XLM di Rp7 ribu, mencerminkan tren positif di pasar aset digital.
Kapitalisasi pasar Bitcoin kini mencapai US$3,7 triliun dengan volume perdagangan sebesar US$183 miliar. Sebagai perbandingan, bulan sebelumnya CPI berada di 2,7%, dengan harga Bitcoin berkisar US$90.000. Lonjakan CPI yang lebih kecil dibandingkan bulan lalu menunjukkan inflasi tetap terkendali.
Baca Juga: Pelantikan Donald Trump Diprediksi Dorong Harga Bitcoin ke Rekor Baru!
Menariknya, CPI inti yang tidak memasukkan harga makanan dan energi hanya meningkat 0,2%, lebih rendah dari prediksi 0,3%. Hal ini membuka peluang bagi Federal Reserve untuk mempertimbangkan pelonggaran suku bunga, mendorong sentimen positif di pasar keuangan. Fear and Greed Index kripto yang mencapai 75 dari 100 turut menunjukkan dominasi optimisme di kalangan investor.
CEO INDODAX, Oscar Darmawan, menjelaskan bahwa lonjakan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai. “Ketika inflasi stabil dan kebijakan moneter melunak, Bitcoin mendapatkan momentum kenaikan. Dengan target inflasi The Fed berada di angka 2%, hampir tidak ada peluang pemotongan suku bunga di akhir bulan nanti,” ungkapnya.
Oscar juga menyoroti sensitivitas pasar terhadap kebijakan moneter. “Jika The Fed memberi sinyal akan menurunkan suku bunga, maka likuiditas akan meningkat, dan Bitcoin bisa menjadi salah satu aset yang paling diuntungkan,” jelasnya.
Data Producer Price Index (PPI) yang akan dirilis pada 24 Januari 2025 juga dinilai penting dalam memperkuat tren bullish Bitcoin.
Baca Juga: Katalis Harga Bitcoin, Pelantikan Donald Trump Sangat Dinantikan Investor Kripto
Lebih lanjut, regulasi global turut menjadi faktor lain yang mendorong optimisme. “Dengan semakin banyaknya negara yang mulai menerima Bitcoin sebagai instrumen investasi sah, kita melihat peningkatan adopsi dari institusi besar. Hal ini bisa menjadi pendorong utama bagi harga Bitcoin dalam jangka panjang,” tambah Oscar.
Namun, ia mengingatkan risiko volatilitas tetap perlu diperhitungkan, mengingat dinamika pasar yang dipengaruhi kebijakan ekonomi global.
“Saya percaya bahwa 2025 akan menjadi tahun penting bagi Bitcoin dan ekosistem crypto secara keseluruhan. Dengan kombinasi regulasi yang lebih jelas, adopsi institusional, dan momentum pasar, kita bisa melihat Bitcoin mencapai level yang lebih tinggi. Namun, seperti biasa, investor harus tetap melakukan riset mendalam dan memahami risiko yang ada,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement