- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Indonesia Kuasai 63% Produksi Nikel Dunia, Tantangan Overproduksi Mengancam

Indonesia mencatat pencapaian luar biasa di sektor nikel dengan menguasai 63% dari total produksi dunia pada tahun 2024. Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, mengungkapkan bahwa produksi nikel nasional mencapai 1,5 juta ton, ditopang oleh operasional 49 smelter pirometalurgi yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI), Ferro-Nikel, dan Nickel-Mate, serta 6 smelter hidrometalurgi (HPAL) yang memproduksi baterai cathode hingga baterai cell.
Ke depan, jumlah smelter di Indonesia diperkirakan akan meningkat signifikan, mencapai total 95 smelter. Meidy menyoroti potensi dampak dari kapasitas ini terhadap pasar nikel global.
Baca Juga: Bahlil Ungkap Alasan di Balik Penolakan Sebagian RKAB Nikel
“Dimana yang baru 49 & 6 aja, kita sudah menguasai dunia 63%. Bagaimana kalau 95? Apakah mau 100% kita kuasai dunia? Marketnya kemana nantinya?” ungkapnya dalam Rapat Pleno RDPU bersama Ormas terkait RUU Minerba di DPR RI, Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Namun, dominasi ini membawa tantangan serius. Indonesia kini menghadapi ancaman overproduksi yang berdampak pada penurunan harga nikel di pasar global.
”Sudah saya sampaikan, kita memegang peranan 63% dari total produksi dunia dan itu sudah membuat oversupply produksi yang berdampak kepada penurunan harga. Sekali lagi, penurunan harga yang sangat amat signifikan sejak awal tahun 2024 dan masih berlangsung sampai sekarang,” ucap Meidy.
Baca Juga: Bahlil: Hilirisasi Nikel Sudah Berada di Jalur yang Benar
Sebagai respons terhadap overproduksi, pemerintah telah mengambil langkah strategis dengan memangkas target Rencana Kerja Anggaran Belanja (RKAB) nikel menjadi 150 juta ton pada 2025, turun drastis dari target sebelumnya sebesar hampir 300 juta ton. “Jadi kembali lagi, persetujuan RKAB kita menentukan efek isu nikel dunia,” tutup Meidy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement