Ingin China Jadi Mitra Strategis, Pakar Sebut Manuver Geopolitik Prabowo Mirip dengan Jokowi

Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) menyoroti gerak manuver geopolitik dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Hampir seratus hari menjabat, ia menyoroti bagaimana gerak pemerintahan terkait dengan geopolitik mirip dengan apa yang dilakukan oleh Joko Widodo (Jokowi).
Hensa menilai hal tersebut bersadarkan perjalanan luar negeri yang telah dijalankan oleh Prabowo. Menurutnya, dari 100 hari Prabowo berkuasa, perjalanan luar negeri sudah memakan seperempat dari masa kerjanya sebagai presiden.
Baca Juga: 100 Hari Prabowo-Gibran, Optimalisasi Anggaran hingga Dukungan untuk Evaluasi PSN
"Jadi dalam 100 hari, Pak Prabowo itu melakukan perjalanan luar negeri selama 23 hari. Hampir seperempat dari dia berkuasa. Itu dia melakukan perjalanan luar negeri. Yang mana itu bagus-bagus saja. Baik-baik saja walaupun beberapa ada kontroversi," kata Hensa dilansir Jumat (24/1).
Jejak Prabowo menurutnya mirip dengan langkah yang pernah dilakukan oleh Jokowi. Salah satunya adalah langkah presiden dalam memperkuat kerja sama dengan China.
"Pak Prabowo nampaknya masih mengikuti jejak Pak Jokowi untuk menempatkan China sebagai salah satu partner penting. Karena kalau kita ingat perjalanan dinas pertama Pak Prabowo memang ke China," ujarnya.
"Baru kemudian setelah itu Presiden Prabowo ke Amerika Serikat. Itu bertemu dengan Joe Biden waktu itu, Jadi dia menempatkan China dengan Amerika. Nah ini terkait juga dengan tadi. Komunikasi yang baik antara Presiden ke-7 dan Presiden ke-8," lanjutnya.
Hensa menilai bahwa Prabowo belum bisa keluar dari bayangan yang sudah ditinggalkan oleh Jokowi. Langkahnya yang menempatkan China sebagai mitra strategis Indonesia dapat dinilai sebagai lanjutan arah kebijakan yang pernah diterapkan oleh presiden sebelumnya.
"Yang memiliki hubungan baik dengan China sudah menjadi rahasia umum adalah Pak Jokowi," kata Hensa.
Hensa pun tak menampik jika masyarakat masih menunggu reshuffle kabinet di 100 hari Prabowo-Gibran. Menurutnya, reshuffle ini layak ditunggu berkaca dari beberapa hal yang kontroversial di antara pejabat kabinet serta penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Tentang reshuffle, kalau kita ingat tanggal 21 Oktober lalu mereka dilantik menjadi menteri, jam 10 kalau saya tidak salah, itu jam 12 sudah banyak yang bertanya kapan reshuffle akan dilakukan, nah ini sudah hampir 100 hari, nanti apakah Pak Prabowo akan lakukan reshuffle sebelum lebaran atau setelah lebaran, ya nanti kita tunggu," kata Hensa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement