Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Pamer, Rupiah Lebih Baik Dibanding Mata Uang Korea Hingga Jepang

Sri Mulyani Pamer, Rupiah Lebih Baik Dibanding Mata Uang Korea Hingga Jepang Kredit Foto: Youtube BI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar Rupiah masih terus menunjukkan ketahanan meski melemah 4,34% secara year-on-year (yoy) sepanjang 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, kondisi ini masih lebih baik dibandingkan mata uang sejumlah negara seperti won Korea, peso Meksiko, real Brasil, yen Jepang, dan lira Turki. 

"Nilai tukar Rupiah menguat terhadap mata uang negara maju di luar dolar AS dan stabil terhadap mata uang kelompok negara berkembang," jelasnya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (24/1/2025).

Sri Mulyani mengungkapkan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia tetap terjaga pada triwulan IV-2024, meski dunia menghadapi divergensi pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. "SSK untuk triwulan IV-2024 menurut kami KSSK tetap terjaga. Ini karena ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat masih kuat, sementara Eropa dan Tiongkok masih berjuang memulihkan pertumbuhannya," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Tekanan Global Masih Kuat, Bagaimana Nasib Rupiah?

Ekonomi Indonesia menunjukkan daya tahan yang kuat, didukung oleh kenaikan investasi, konsumsi rumah tangga, serta belanja pemerintah. Faktor lain yang menopang pertumbuhan adalah Pemilihan Kepala Daerah serentak dan musim libur akhir tahun. "Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5% yoy di tahun 2024 dan meningkat menjadi 5,2% yoy pada 2025," tambah Sri Mulyani.

Di sisi eksternal, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan selama lima tahun berturut-turut hingga 2024, dengan indeks PMI Manufaktur pada Desember kembali ke zona ekspansif. Hal ini menegaskan prospek ekonomi domestik yang positif dan terus menarik aliran modal asing.

Baca Juga: Rupiah Terus Tertekan, Investor Was-was dan Ragu Tanamkan Modal

Inflasi di tahun 2024 juga terkendali, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Desember mencatatkan inflasi sebesar 1,57% yoy. Penurunan inflasi volatile food terjadi seiring dengan peningkatan pasokan pangan dan upaya pengendalian oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.

Sri Mulyani menekankan pentingnya sinergi kebijakan dalam menjaga stabilitas keuangan dan mengantisipasi risiko global. "KSSK terus berkomitmen meningkatkan sinergi dan kewaspadaan untuk memitigasi kemungkinan risiko bagi perekonomian dan SSK, terutama dari dinamika geopolitik dunia dan potensinya pada sektor keuangan domestik," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: