Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cuma Gegara Beda Pandangan, Negara Ini Langsung Diancam Sanksi Keras oleh Donald Trump

Cuma Gegara Beda Pandangan, Negara Ini Langsung Diancam Sanksi Keras oleh Donald Trump Kredit Foto: Instagram/Donald Trump
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wacana kebijakan tarif kembali menjadi sorotan, hal ini menyusul langkah kontroversial yang baru-baru ini dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk Kolombia. Kedua negara kini bersitegang yang berimbas terhadap dinamika ekonomi global.

Dilansir dari Bloomberg, Senin (27/1), Trump baru-baru ini berencana memberlakukan tarif dan sanksi terhadap Kolombia beberapa jam setelah presiden negara tersebut menolak mengizinkan dua pesawat militer yang membawa migran yang dideportasi untuk mendarat. Ia memerintahkan tarif darurat sebesar 25% untuk semua barang Kolombia yang masuk ke AS.

Baca Juga: Trump Kembali Tekan China, PM Singapura Waspadai Perang Dunia Ketiga

"Penolakan Petro terhadap penerbangan ini telah membahayakan Keamanan Nasional dan Keselamatan Publik Amerika Serikat," kata Trump.

Trump juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan segan menaikkan tarif tersebut hingga 50% dalam satu minggu jika Kolombia tak mengubah sikapnya terhadap kebijakan yang dilakukan oleh AS.

Ia juga menyerukan larangan perjalanan dan pencabutan visa segera bagi pejabat pemerintah, semua sekutu dan pendukung serta sanksi visa bagi anggota partai, anggota keluarga, dan pendukung pemerintahan dari Kolombia. 

Adapun trump juga mengatakan dalam unggahannya bahwa dia akan meningkatkan pemeriksaan bea cukai terhadap negara tersebut atas dasar keamanan nasional dari AS.

AS dan Kolombia secara luas diperkirakan akan memanas karena pandangan politik yang berbeda, meskipun kemerosotan itu lebih cepat dan lebih merusak daripada yang diantisipasi oleh hampir semua orang.

Baca Juga: Larang Mata Uang Digital Bank Sentral, Donald Trump Revolusi Kebijakan AS Soal Kripto

Reaksi Trump juga menunjukkan bagaimana presiden tersebut melihat tarif sebagai senjata ekonomi yang akan digunakan terhadap pemerintah yang mungkin menantang tujuan geopolitiknya. Hal ini mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia, bahwa bahkan sekutu politik lama pun tidak akan aman jika mereka tidak bekerja sama dengan AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: