Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keunggulan DeepSeek yang Membuat Perusahaan Teknologi AS Ketar-Ketir

Keunggulan DeepSeek yang Membuat Perusahaan Teknologi AS Ketar-Ketir Kredit Foto: Website DeepSeek
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kehadiran DeepSeek, startup kecerdasan buatan generatif (generative AI) asal Tiongkok, telah memicu kekhawatiran serius di kalangan raksasa teknologi AS. Startup ini dinilai berhasil mematahkan anggapan bahwa dominasi perusahaan teknologi AS dalam pengembangan AI global tidak tergoyahkan. Bahkan, Nasdaq mencatat penurunan lebih dari 3% pada Senin (27/1), menyebabkan hilangnya nilai pasar hingga triliunan dolar AS, dengan Nvidia sendiri kehilangan nilai pasar sebesar 593 miliar dolar AS.

DeepSeek yang dikembangkan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Basic Technology Research Co., Ltd., menawarkan sejumlah keunggulan yang membuatnya berbeda dari kompetitor. Menurut Jianggan Li, pendiri dan CEO Momentum Works, teknologi DeepSeek adalah inovasi signifikan yang mengubah paradigma AI generatif.

“DeepSeek telah secara tiba-tiba dan kuat mengguncang beberapa pemikiran konvensional tentang AI generatif,” ungkap Jianggan.

Baca Juga: Lampaui ChatGPT, DeepSeek Jadi Teknologi AI Tiongkok yang Mengancam OpenAI

Salah satu produk unggulan DeepSeek adalah chatbot berbasis model bahasa besar (LLM) yang dianggap paling “dapat digunakan” untuk kebutuhan sehari-hari. Chatbot ini cepat, mampu menunjukkan proses penalaran penuh, dan unggul dalam pencarian daring waktu nyata. Hal ini menjadi nilai lebih dibandingkan ChatGPT yang sering dinilai lambat, menghasilkan jawaban yang kurang akurat, dan terlalu konservatif.

Namun, Jianggan menekankan bahwa secara keseluruhan, logika GPT-4 masih lebih unggul dibandingkan model DeepSeek. Meski begitu, untuk aplikasi bisnis, ChatGPT API tetap menjadi pilihan terbaik karena stabilitasnya, meskipun biayanya jauh lebih mahal daripada DeepSeek.

Keberhasilan DeepSeek juga terletak pada efisiensi biaya dalam melatih model AI. Salah satu teman Jianggan, seorang peneliti AI, memprediksi bahwa pihak non-pemerintah di Tiongkok pada akhirnya akan mencapai apa yang telah diraih DeepSeek, yaitu melatih model AI tingkat tinggi dengan biaya rendah. Namun, ia sebelumnya mengira inovasi ini akan datang dari penambang kripto, bukan dari sebuah perusahaan kuantitatif.

Selain itu, DeepSeek juga dikenal memiliki strategi distribusi berita yang efektif untuk memengaruhi pasar. Rilis model multimodal terbaru mereka, Janus-Pro-7B, pada Jumat malam menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengatur waktu pengumuman yang memaksimalkan dampak pasar.

DeepSeek membuktikan bahwa kesuksesan tidak selalu bergantung pada keberadaan tokoh besar dalam tim. Perusahaan ini lebih memilih merekrut talenta muda dengan potensi besar. Salah satu contoh menarik adalah ketika insinyur bintang mereka, seorang wanita berusia 29 tahun, direkrut oleh Xiaomi dengan kenaikan gaji lebih dari empat kali lipat. Meski demikian, hal ini tidak mengganggu produktivitas DeepSeek.

“Kami melihat bagaimana DeepSeek mampu melanjutkan pembangunan tanpa tergantung pada tokoh besar tertentu. Tim mereka terdiri dari insinyur-insinyur muda yang sangat kompeten,” ungkap Jianggan.

Baca Juga: Kemunculan DeepSeek Hancurkan Pasar Saham Teknologi Global

Keunggulan DeepSeek tidak hanya memengaruhi pasar teknologi, tetapi juga membuka babak baru dalam persaingan antara Tiongkok dan AS di sektor AI. Jianggan melihat kompetisi ini sebagai sesuatu yang positif dan dapat memacu inovasi lebih lanjut.

“Persaingan ini untuk kebaikan,” ujarnya. Ia juga menyoroti bahwa langkah-langkah seperti meningkatkan kapasitas energi dan menurunkan biaya listrik, seperti yang diusulkan mantan Presiden Donald Trump, dapat memberikan keunggulan jangka panjang bagi AS dalam kompetisi ini.

Keberhasilan DeepSeek juga menjadi sorotan bagi lembaga pendidikan di Tiongkok, seperti Universitas Zhejiang, tempat pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, menempuh pendidikan. Universitas ini juga menjadi alma mater sejumlah tokoh bisnis ternama, seperti Duan Yongping dan pendiri Pinduoduo, Colin Huang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: