
Pasar saham teknologi global terguncang pada Senin (29/1/2025) setelah kemunculan inovasi AI berbiaya rendah dari startup Tiongkok, DeepSeek.
Kehadiran model AI ini memicu aksi jual besar-besaran, dengan Nvidia mencatatkan rekor kerugian nilai pasar sebesar $593 miliar dalam satu hari—angka yang belum pernah terjadi sebelumnya di Wall Street.
DeepSeek, sebuah perusahaan rintisan asal Hangzhou, meluncurkan asisten AI gratis yang diklaim menggunakan lebih sedikit data dengan biaya jauh lebih rendah dibandingkan kompetitor. Dalam hitungan hari, aplikasi ini bahkan melampaui unduhan ChatGPT di App Store Apple, mempertegas ancaman potensial terhadap dominasi teknologi AI dari perusahaan-perusahaan besar AS.
Akibatnya, Indeks Nasdaq yang dipenuhi saham teknologi merosot hingga 3,1%. Saham Nvidia turun hampir 17%, diikuti oleh Broadcom yang melemah 17,4%, Alphabet turun 4,2%, dan Microsoft jatuh 2,1%. Indeks Philadelphia Semiconductor juga mengalami tekanan besar, anjlok 9,2%—penurunan terbesar sejak awal pandemi pada Maret 2020.
Gejolak pasar ini tidak hanya terbatas di AS. Di Asia, saham SoftBank Jepang anjlok 8,3%, sementara di Eropa, ASML mencatatkan penurunan hingga 7%.
Brian Jacobsen, Kepala Ekonom di Annex Wealth Management, melihat situasi ini sebagai sinyal gangguan besar dalam peta persaingan AI. “Jika benar bahwa DeepSeek adalah 'jebakan tikus yang lebih baik,' hal ini bisa mengubah arah pasar AI yang telah menjadi pendorong utama selama dua tahun terakhir,” ungkapnya, mengutip Reuters, Selasa (28/1/2025).
Namun, beberapa analis menilai reaksi pasar cenderung berlebihan. Daniel Morgan, Manajer Portofolio Senior di Synovus Trust Company, menegaskan bahwa DeepSeek lebih bersaing di pasar aplikasi seluler dan komputer, bukan data center. “Pendapatan besar di sektor AI tetap berasal dari penyediaan chip untuk data center, seperti Nvidia dan Broadcom,” jelas Morgan.
Baca Juga: Trump Kembali Tekan China, PM Singapura Waspadai Perang Dunia Ketiga
Meski begitu, dampak dari peluncuran DeepSeek tidak bisa diremehkan. Startup ini menunjukkan efisiensi yang luar biasa dalam pengembangan modelnya. Menurut dokumen internal, DeepSeek hanya menghabiskan kurang dari $6 juta untuk melatih model AI-nya menggunakan chip H800 milik Nvidia, sementara biaya operasionalnya diklaim 20 hingga 50 kali lebih murah dibandingkan OpenAI.
Baca Juga: BEI Sebut Ada 18 Calon Emiten yang Antre IPO pada 2025, Mayoritas Beraset Jumbo
Marc Andreessen, salah satu tokoh besar di Silicon Valley, menyebut peluncuran DeepSeek sebagai “momen Sputnik” untuk AI. “DeepSeek R1 adalah salah satu pencapaian teknologi paling mengagumkan yang pernah saya lihat. Dan sebagai open source, ini adalah hadiah besar untuk dunia,” tulisnya di media sosial.
Selain Nvidia, sektor utilitas yang sebelumnya diprediksi akan melonjak akibat kebutuhan data center berbasis AI juga terpukul. Saham Vistra merosot 28,3%, Constellation Energy turun 20,8%, dan NRG Energy melemah 13,2%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement