Kredit Foto: Pexels/Matheus Bertelli
Pemerintah Jerman secara resmi meminta Apple dan Google untuk menghapus aplikasi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek dari toko aplikasi mereka di negara tersebut. Permintaan ini disampaikan menyusul kekhawatiran serius atas perlindungan data pribadi pengguna Jerman.
Komisioner Perlindungan Data Jerman, Meike Kamp, menyatakan bahwa aplikasi buatan perusahaan rintisan asal Tiongkok itu diduga mengalihkan data pengguna ke server di China tanpa mematuhi standar privasi data Uni Eropa.
“DeepSeek belum bisa menunjukkan bukti yang meyakinkan kepada kami bahwa data pengguna asal Jerman benar-benar aman di China, dan dilindungi dengan standar yang setara seperti di Uni Eropa. Pemerintah China punya wewenang yang sangat luas untuk mengakses data pribadi yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan asal negaranya," ujar Meike dikutip Reuters, Selasa (1/7/2025).
Baca Juga: Apple dan Google Diminta Hapus DeepSeek, Bukti Tuduhan Spyware China Makin Kuat!
Sebagaiaman diketahui, aplikasi DeepSeek sempat menjadi sorotan global karena mengklaim memiliki model AI yang menjadi pesaing ChatGPT dengan biaya lebih rendah. Namun, sejak pertengahan 2024, aplikasi tersebut mulai diawasi ketat di berbagai negara Barat karena dugaan pelanggaran keamanan data.
Dalam kebijakan privasinya, DeepSeek menyatakan menyimpan data pengguna termasuk pertanyaan yang diajukan ke sistem AI dan file yang diunggah di server yang berlokasi di China.
Komisioner Perlindungan Data Jerman sejak Mei 2024 meminta DeepSeek untuk mematuhi aturan transfer data dari luar Uni Eropa atau secara sukarela menarik aplikasinya dari toko digital. Namun hingga kini, permintaan tersebut belum dipenuhi.
Sebagai tanggapan, Google menyatakan sedang melakukan peninjauan atas permintaan pemerintah Jerman. Sementara itu, Apple belum memberikan komentar, dan pihak DeepSeek juga belum menanggapi permintaan klarifikasi dari media.
Baca Juga: Microsoft Larang Karyawannya Gunakan Deepseek, Singgung Propaganda China
Selain Jerman, beberapa negara lain juga telah mengambil tindakan terhadap DeepSeek. Italia resmi memblokir aplikasi tersebut, Belanda dan Belgia melarang penggunaannya di lingkungan pemerintahan, sementara Spanyol tengah melakukan investigasi atas risiko yang ditimbulkan.
Selain itu, di Amerika Serikat, DeepSeek terancam dilarang melalui rancangan undang-undang, terlebih setelah muncul dugaan keterlibatan perusahaan dalam operasi militer dan intelijen China.
Permintaan pemblokiran oleh Jerman menambah tekanan global terhadap kehadiran teknologi AI asal Tiongkok di pasar Barat, yang semakin memperketat regulasi perlindungan data.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement