Lampaui ChatGPT, DeepSeek Jadi Teknologi AI Tiongkok yang Mengancam OpenAI
![Lampaui ChatGPT, DeepSeek Jadi Teknologi AI Tiongkok yang Mengancam OpenAI](https://foto.wartaekonomi.co.id/files/arsip_foto_2025_01_28/deepseek_205719_big.jpg)
Dunia teknologi dikejutkan oleh peluncuran aplikasi AI baru dari startup Tiongkok, DeepSeek, pada 15 Januari 2025. Hanya dalam waktu singkat, aplikasi ini telah diunduh lebih dari satu juta kali. Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd, melalui DeepSeek menawarkan inovasi AI dengan biaya jauh lebih rendah dibandingkan kompetitornya, sekaligus menghadirkan teknologi canggih yang menjadi ancaman serius bagi raksasa teknologi global.
Kemunculan DeepSeek bahkan mengguncang pasar saham. Pada Senin (29/1/2025), Nvidia, salah satu perusahaan teknologi terbesar di AS, mengalami kerugian nilai pasar hingga $593 miliar dalam satu hari akibat aksi jual besar-besaran. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di Wall Street.
DeepSeek dikenal karena dua teknologi andalannya, DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1. DeepSeek-V3 adalah model AI canggih dengan 671 miliar parameter, yang dilatih menggunakan 14,8 triliun data teks. Teknologi ini dirancang untuk bekerja dengan lebih efisien dan hemat biaya, namun tetap mampu menyaingi model terkenal seperti GPT-4o dan Claude-3.5-Sonnet.
Baca Juga: Kemunculan DeepSeek Hancurkan Pasar Saham Teknologi Global
Menurut situs resminya, DeepSeek-V3 memiliki keunggulan dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan cepat. “Model ini menggunakan pendekatan inovatif untuk meningkatkan kinerja dan tetap menjaga biaya pelatihan tetap rendah,” tulis DeepSeek. Namun, mereka juga mengakui beberapa kendala, seperti ukuran besar unit yang diperlukan untuk penerapan model ini, yang mungkin memberatkan tim kecil.
Sementara itu, DeepSeek-R1 adalah model yang dirancang untuk penalaran mendalam. Generasi pertamanya, DeepSeek-R1-Zero, dilatih menggunakan metode reinforcement learning (RL), tanpa data awal, dan menghasilkan kemampuan penalaran yang luar biasa. Model ini kemudian dikembangkan menjadi DeepSeek-R1, yang lebih kuat dan lebih mampu mengatasi tantangan. Salah satu hasil model ini, DeepSeek-R1-Distill-Qwen-1.5B, bahkan melampaui performa GPT-4o pada uji coba matematika.
Aplikasi DeepSeek juga menawarkan fitur yang sangat berguna bagi pengguna, seperti membaca dokumen dengan cepat (file reading), pencarian web dengan satu sentuhan (web searching), tanya jawab cerdas (intelligent QnA), dan penyelesaian masalah kompleks (deepthink solves). Pengguna dapat dengan mudah bertanya atau menyelesaikan tugas rumit menggunakan teknologi ini.
Baca Juga: Perkuat Artificial Intelligence (AI) di Indonesia, Telkom bersama IBM Kokohkan Kemitraan Strategis
Selain itu, DeepSeek API kompatibel dengan OpenAI, memungkinkan pengembang untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam berbagai aplikasi. Sistem pembayarannya berbasis token, menjadikan layanan ini fleksibel dan lebih terjangkau bagi banyak pengguna.
Meski begitu, DeepSeek mengakui ada beberapa tantangan, seperti sensitivitas model terhadap jenis perintah tertentu dan masalah pencampuran bahasa. Namun, perusahaan optimis bahwa pembaruan perangkat keras dan pengembangan model di masa depan akan mengatasi kendala tersebut.
Dalam waktu singkat, aplikasi DeepSeek bahkan berhasil melampaui jumlah unduhan ChatGPT di App Store, menunjukkan bagaimana inovasi dari Tiongkok ini mulai menyaingi dominasi teknologi AI dari perusahaan-perusahaan besar di AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement