
Ketersediaan bibit kelapa sawit unggul masih menjadi tantangan bagi para pekebun, khususnya ketika mereka membutuhkan bahan tanam berumur lebih dari 12 bulan. Pasalnya, keterbatasan pasokan kerap memaksa konsumen untuk membeli bibit asal-asalan yang tidak terjamin kualitasnya.
Menurut Seed Sales Officer PT Palma Inti Lestari, Muhammad Dahri Zikri Purba, pekebun bisa memperoleh bibit unggul dari penangkar yang bekerja sama dengan para pemegang kepentingan terkait. Akan tetapi, dirinya tidak menampik jika tidak semua daerah memiliki penangkar yang menyediakan bibit berkualitas.
Sehingga, kata dia, alternatif lain yakni membeli dari pekebun lain yang batal menanam sawit, meski hal tersebut jarang terjadi.
“Dalam kondisi seperti itu, calon pembeli harus memastikan bahwa bibit tersebut memiliki sertifikasi dari Balai Pengawasan Benih guna menghindari risiko mendapatkan bibit dari sumber illegal,” ucap Dahri dalam webinar Prospek Trend Perbenihan Kelapa Sawit 2025: Pengenalan Varietas Unggul, Tata Cara Pemesanan dan Peluang Kerjasama Pembibitan, Senin (3/2/2025).
Para pekebun, imbuhnya, untuk mengatasi kendala tersebut disarankan untuk merencanakan pengadaan bahan tanam jauh-jauh hari sebelumnya. Kendati stok benih kecambah dinilai cukup melimpah dari sembilan sumber benih yang tersedia, namun bibit siap tanam dengan umur tertentu kerap sulit didapatkan.
“Sehingga, solusi terbaik adalah melakukan pembibitan sendiri bersamaan dengan pembukaan kebun atau bekerja sama dengan penangkar untuk membibitkan kecambah dari sumber benih resmi,” kata Dahri.
Baca Juga: Uni Eropa Kalah di WTO! Aturan Biodiesel Sawit Akan Direvisi dalam 60 Hari
Dahri juga menyarankan bagi para pekebun yang ingin membeli bibit dari penangkar tanpa harus membeli kecambah sendiri untuk melakukan survei ketersediaan bahan tanam setidaknya satu tahun sebelum jadwal penanaman.
Adapun informasi mengenai bibit kecambah sawit dapat diperoleh melalui Dinas Perkebunan setempat. Apabila tidak ada penangkar dengan kerja sama waralaba, maka Dahri menyarankan para pekebun untuk membeli kecambah langsung dari produsen benih.
“Itu solusi terbaik,” ujarnya.
Lebih lanjut, para pekebun juga perlu merancang strategi pengadaan yang matang. Pasalnya, tanpa hal tersebut, maka mereka berisiko kesulitan untuk mendapatkan bibit unggul tepat waktu.
“Lebih buruk lagi, mereka bisa saja memperoleh bibit dengan kualitas yang tidak jelas, yang berpotensi merugikan hasil produksi kelapa sawit di masa mendatang,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement