Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Logam Mulia Bergejolak, Harga Emas Tertahan Data Ekonomi Terbaru di AS

Logam Mulia Bergejolak, Harga Emas Tertahan Data Ekonomi Terbaru di AS Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komoditas logam mulia global bergejolak menyusul harga emas yang fluktuaktif dalam perdagangan di Rabu (12/2). Pasar menyoroti data perekonomian terbaru hingga ketegangan global menyusul ancaman perang dagang yang semakin meluas dengan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Kamis (13/2), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas logam mulia. Harga emas tercatat bergerak stabil merespons pasar yang tengah dilanda rasa bimbang:

  • Emas spot: Naik tipis 0,1% menjadi US$2.901,45 per ons.
  • Emas berjangka AS: Turun 0,2% ke US$2.927,3 per ons.
  • Perak spot: Naik 1,3% ke US$32,23 per ons.
  • Platinum: Menguat 1,5% ke US$998 per ons.
  • Paladium: Bergerak stabil meski akhirnya turun tipis ke US$975,31 per ons.

Analis High Ridge Futures, David Meger menyebutkan bahwa harga emas fluktuaktif menyusul ketidakpastian ekonomi yang tak hanya memberikan angin segar, namun juga memberikan tekanan terhadap harga emas.

AS baru-baru ini mengumumkan data perekonomian terbaru mereka dimana  indeks harga konsumen (CPI) tercatat melonjak 0,5% di Januari 2025. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan dan memperkuat ekspektasi pasar terkait dengan suku bunga tinggi akan dipertahankan oleh Federal Reserve (The Fed).

Ekspektasi suku bunga tinggi dan tak adanya pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat membuat harga emas tertekan mengingat komoditas ini tak memiliki imbal hasil.

Meski demikian, terdapat angin segar bagi harga emas yang datang dari ketidakpastian akibat kebijakan tarif dari Donald Trump. Baru-baru ini, terdapat kabar bahwa ia akan menerapkan kebijakan tarif balasan terhadap sejumlah negara dunia.

Kebijakan tersebut tak hanya memicu gejolak inflasi, namun juga memicu kekhawatiran pasar akibat efeknya yang dapat memperluas perang dagang bagi AS.

Ketidakpastian tersebut memicu lonjakan permintaan terhadap aset lindung nilai atau safe-haven seperti emas, yang mana hal tersebut akan mengerek harga emas. 

Baca Juga: Hubungi Trump, Jepang Respons Kebijakan Tarif Aluminium dan Baja di AS

Investor sendiri masih optimistis harga bisa menembus level psikologis US$3.000 per ons. Namun, ada juga risiko koreksi karena pasar masih bergejolak. Ketakutan akan inflasi, utang, dan ketidakstabilan geopolitik tetap menjadi motor pergerak dari emas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: