Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLTN 250 MW Beroperasi 2032, Ini Lokasi dan Target Kapasitasnya!

PLTN 250 MW Beroperasi 2032, Ini Lokasi dan Target Kapasitasnya! Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Energi Baru & Terbarukan dan Konservas Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi memastikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang terhubung ke jaringan listrik atau on-grid mencapai sebesar 250 Mega Watt (MW) di tahun 2032. 

”Tadi di (draft) RUKN memang disebutkan pertama kali nanti on-grid nuklir itu di tahun 2032, sebesar 250 MW. Nah saat ini kalau kita melihat pengembangan energi nuklir di Indonesia, itu saat ini kita masih berada dalam fase 1 dalam persiapan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir berdasarkan pedoman dari International Atomic Energy Agency atau IAEA,” ucapnya di Komplek DPR RI, Jakarta, Selasa (18/02/2024).

Baca Juga: PLTN Bakal Operasi di 2032, Siapa Pengembangnya?

Meski begitu, arah pengembangan PLTN masih menunggu kebijakan turunan yang belum disahkan seperti Rancangan Undang-Undang Energi Baru Energi Terbarukan (RUU EBET), dan revisi UU Ketenaganukliran. Termasuk, Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) yang tinggal menunggu pengesahan oleh Presiden. 

”Dalam revisi KEN lebih detail, di sini bisa kita lihat bahwa nuklir itu sampai dengan tahun 2030 dipersiapkan 250 MW, lalu sampai dengan 2035 sampai 3 GW, 2040 sampai dengan 9 GW, dan seterusnya sampai 2060 perkiraan 35 sampai 42 GW,” tambahnya.

Eniya menyampaikan berdasarkan data dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang kini melebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), terdapat 28 lokasi potensial untuk pembangunan PLTN.

”Jadi saat ini ditindaklanjuti oleh BRIN dan lokasi-lokasi tersebut itu ada di Semenanjung Muria, Banten, Pulau Bangka, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Batam, Nusa Tenggara Barat, dan seterusnya,” katanya. 

Baca Juga: Pemerintah Siap Bentuk NEPIO: Jalan Menuju Mimpi Punya PLTN

Meski begitu, lanjut Eniya, data-data tersebut masih perlu diperbarui, karena sudah terbilang usang.  

”Kondisi pertanahannya seperti apa. Semua harus mulai di-review kembali tentang data-data ini karena sudah lampau ya. Ini data BATAN yang dulu pernah dilakukan,” jelas Eniya. 

Reevaluasi data rencana pembangunan PLTN juga dibutuhkan untuk menyesuaikan teknologi nuklir seperti apa yang cocok, lalu sebesar apa kapasitas yang dibutuhkan dimasing-masing wilayah. 

”Kita akan melihat nanti sesuai kebutuhan lokasi, lalu jenis teknologinya yang akan dipakai seperti apa. Dan ini semua juga disesuaikan dengan sistem PLN. Yang grid-nya PLN seperti apa akan disesuaikan,” katanya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: