Investor Global Bersiap, Gejolak Konflik Rusia-Ukraina Panaskan Dolar AS

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) akhirnya mencetak kenaikan dalam perdagangan di Selasa (18/2). Ketegangan geopolitik hingga kekhawatiran soal kebijakan tarif membuat pasar berburu mencari aset lindung nilai atau safe-haven.
Dilansir dari CNBC International, Rabu (19/2), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama dunia lainnya tercatat naik 0,5% ke 107,1. Meski demikian, capaian tersebut jauh dari kata pulih dari capaian tertingginya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Indonesia Temui Parlemen Uni Eropa, Bahas IEU-CEPA dan Biofuel Indonesia
Amerika Serikat (AS) kembali menjadi sorotan usai langkah kontroversialnya yang mengadakan diskusi perdamaian soal konflik dari Rusia-Ukraina. Hal tersebut menjadi kontroversi karena tidak adanya perwakilan dari Eropa.
Rusia yang hadir dalam pembahasan proposal perdamaian tersebut juga mengajukan tuntutan terkait dengan nasib dari Ukraina. Pihaknya meminta negara tersebut untuk dilarang bergabung dengan The North Atlantic Treaty Organization (NATO). Hal itu dengan cara mencabut janji yang pernah diberikan oleh organisasi tersebut di 2008.
Di sisi lain, belum pastinya kebijakan tarif balasan juga menjadi perhatian dari pasar. Presiden AS, Donald Trump terus menjadi sorotan atas kebijakan tersebut.
Dikhawatirkan, efek kebijakan tarif tersebut dapat membuat gejolak inflasi hingga menekan pertumbuhan ekonomi dari AS. Hal tersebut bisa berujung terhadap kebijakan suku bunga yang dipangkas lebih cepat oleh Federal Reserve (The Fed).
Meski sebelumnya bank sentral menegaskan tak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, dua faktor tersebut membuat investor harap-harap cemas dan berlomba-lomba untuk mencari aset lindung nilai atau safe-haven.
Baca Juga: Euforia Logam Mulia, Trump Bikin Harga Emas Hampir Tembus Rekor Tertingginya
Kini pasar menunggu sinyal arah kebijakan moneter terbaru dari The Fed. Investor tengah menantikan apakah akan muncul pertimbangan baru terkait suku bunga menyusul perkembangan ekonomi dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement