Optimis Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ekonom UI Sebut Program MBG dan Danantara Beri Pengaruh Besar

Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisah Hastiadi, menilai bahwa meskipun target pertumbuhan ekonomi 8% masih memerlukan waktu, proyeksi pertumbuhan 2025 yang berkisar di angka 4,97% hingga 5,2% menunjukkan stabilitas baik dan peluang peningkatan yang lebih besar.
Fithra menekankan pentingnya strategi yang tepat untuk memperkuat sektor konsumsi dan pertanian. "Jika kita fokus pada sektor-sektor ini, dampaknya akan lebih inklusif dan berkelanjutan dibandingkan sektor pertambangan yang cenderung bersifat ekstraktif," ujarnya dalam diskusi Economic Discussion dengan tema “Investasi adalah Koentji, Realistiskah Pertumbuhan 8%?" di Cikini, Rabu (19/02/2025).
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya realokasi anggaran untuk kebijakan yang lebih produktif, seperti program makan bergizi gratis (MBG). Menurut hitungannya, program ini dapat memberikan dampak tambahan sekitar 0,3% hingga 0,4% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, yang akan menjadi dorongan positif bagi perekonomian Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, anggota DPD RI Mirah Midadan Fahmid juga optimistis bahwa dengan kebijakan yang tepat, pertumbuhan ekonomi dapat meningkat secara bertahap. "Dengan strategi yang solid, kita bisa naik dari 5% ke 5,5%, kemudian ke 6%, hingga akhirnya mencapai 7-7,5% pada akhir pemerintahan Presiden Prabowo di 2029," kata Mirah.
Ia menekankan bahwa sektor pertanian adalah kunci keberlanjutan ekonomi. Menurutnya, selama manusia membutuhkan makanan, sektor pertanian akan selalu menjadi tulang punggung yang menjanjikan dalam pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Presiden Prabowo Pastikan Program MBG Berjalan Lancar di Daerah
Di sisi lain, pemerintah juga tengah menyiapkan pembentukan superholding Danantara, yang berpotensi menarik investasi besar ke Indonesia. Model ini mengacu pada Temasek di Singapura dan diproyeksikan masuk dalam 10 besar di dunia dalam hal modal. Melihat hal itu, Mirah menilai Danantara bisa menjadi pengubah permainan ekonomi Indonesia jika aturan mainnya jelas dan eksekusinya tepat.
"Jika tata kelola dan kebijakannya baik, ini akan menjadi daya tarik investasi luar biasa," jelasnya.
Sementara itu, Fithra melihat bahwa pendanaan superholding ini, yang sebagian besar bersumber dari dividen BUMN, dapat menjadi langkah strategis dalam menarik investasi lebih besar ke dalam negeri.
"Ini adalah langkah yang diperlukan untuk memperkuat ekonomi kita, membuka peluang baru, dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia," katanya.
Dengan berbagai strategi yang tengah disiapkan, Indonesia optimistis dapat keluar dari jebakan pertumbuhan ekonomi 5% dan secara bertahap mencapai angka yang lebih tinggi dalam jangka menengah hingga panjang. Dengan kebijakan yang tepat dan dukungan dari berbagai sektor ekonomi, Indonesia siap melangkah menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement