- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Harga Minyak Anjlok Parah, Pasar Soroti Temuan Coronavirus Baru di China
Kredit Foto: Kementerian ESDM
Harga minyak mentah dunia mengalami koreksi yang signifikan dalam penutupan perdagangan pekan lalu di Jumat (21/2). Pasar waspada terhadap dinamika geopolitik, khususnya soal prospek damainya konflik di Rusia-Ukraina dan Timur Tengah.
Dilansir dari CNBC International, Senin (24/2), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) anjlok 2,87%, menjadi US$70,40 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka Brent turun sebesar 2,68% ke US$74,43 per barel.
Baca Juga: Hang Seng Menggila, Bursa Asia Ditopang Euforia Investor China
Analis Again Capital New York, John Kilduff menyebutkan bahwa pasar cenderung menahan diri menyusul redanya ketegangan geopolitik dari Timur Tengah. Gencatan Gaza yang tengah berlangsung menekan resiko terhadap komoditas minyak.
Di sisi lain, investor juga menyoroti hubungan yang memburuk dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Hal ini tidak terlepas dari campur tangan sosok tersebut dalam upaya mendamaikan konflik dari Rusia-Ukraina.
AS juga menjadi sorotan karena laporan terbaru menunjukkan adanya peningkatan stok minyak dari negara tersebut akibat pemeliharaan musiman dari kilang setempat. Di sisi lain, jumlah rig minyak dan gas juga terus meningkat di AS.
Meski demikian, pasokan minyak masih tertekan oleh tertanggunya aliran komoditas terkait usai terjadinya serangan drone ke Konsorsium Pipa Kaspia. Meski dapat berjalan dengan baik, aliran minyak tercatat berkurang 30-40%.
Adapun Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) diyakini akan kembali menunda pemotongan produksi, mengingat harga minyak yang masih di bawah US$80 per barel.
Baca Juga: Pakai ChatGPT untuk Jelek-jelekkan AS, OpenAI Blokir Akun dari China dan Korea Utara
Laporan Institut Virologi Wuhan China yang menemukan virus corona jenis baru pada kelelawar juga memicu kekhawatiran pasar terkait potensi gangguan ekonomi dan pembatasan perjalanan yang dapat menurunkan permintaan energi global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement