
Asosiasi Produsen Mobil Jepang (JAMA) mendesak pemerintahannya untuk mengambil langkah aktif guna melindungi industri otomotif dari ancaman tarif tinggi yang akan diterapkan oleh Amerika Serikat (AS).
Ketua JAMA, Masanori Katayama, menyatakan bahwa industri otomotif negaranya tengah diliputi oleh kekhawatiran terhadap dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat wacana kebijakan tarif impor mobil sebesar 25% di AS.
"Jika mereka tetap menerapkan tarif tinggi, ini tidak hanya akan merugikan industri otomotif tetapi juga berpotensi mengganggu perekonomian dari Jepang dan AS," ujar Katayama, dilansir dari Reuters, Rabu (26/2).
Kebijakan tarif mobil sendiri akan dirasakan oleh industri otomotif yang mengandalkan pasar dari AS. Toyota, Honda, Nissan, Subaru hingga Mazda akan menghadapi risiko besar seperti naiknya biaya produksi yang bisa menekan margin keuntungan dan daya saing produk mereka di AS.
Selain berimbas pada industri otomotif, kebijakan tarif ini juga dikhawatirkan dapat mengganggu rantai pasokan global. Kenaikan harga akibat tarif tambahan dapat mengurangi daya beli konsumen, yang pada akhirnya akan mempengaruhi permintaan kendaraan secara keseluruhan, khususnya dari AS.
Baca Juga: Rencana Warren Buffett untuk Lima Raksasa Jepang
JAMA berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah diplomatis untuk menegosiasikan pengecualian dari tarif tersebut sebelum kebijakan ini resmi diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump di 2 April 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement