Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor-Impor Kunci Neraca Perdagangan, MII dan Disperindag Dorong UMKM Go Global

Ekspor-Impor Kunci Neraca Perdagangan, MII dan Disperindag Dorong UMKM Go Global Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekspor-impor memegang peran strategis dalam menjaga keseimbangan neraca perdagangan Indonesia. Pada Desember 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD 2,24 miliar, menandai kinerja positif sektor perdagangan luar negeri.

Dalam upaya memperkuat ekspor nasional, Mats Internasional Indonesia (MII) bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Disperindag Jabar) menggelar webinar bertajuk "Potensi Ekspor dan Tantangan Bagi Eksportir Untuk Menembus Pasar Tiongkok."

Vice President MII, Zainal Abidin, menegaskan bahwa ekspor bukan hanya peluang bisnis, tetapi juga tanggung jawab untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. “Neraca perdagangan yang sehat adalah cerminan daya saing kita di pasar global. MII berkomitmen membantu eksportir Indonesia, terutama dari sektor UMKM, untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing produk lokal di luar negeri,” ujarnya, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Baca Juga: Hati-Hati! Trump Siapkan Tarif Tinggi, Ekspor Indonesia Bisa Terpukul

Pemerintah Provinsi Jawa Barat turut mendukung percepatan ekspor dengan empat strategi utama: peningkatan citra produk ekspor, penguatan jejaring ekspor, promosi dagang, dan digitalisasi. Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Disperindag Jabar, Mochamad Lukmanul Hakim, menegaskan bahwa kolaborasi dengan sektor swasta menjadi krusial dalam optimalisasi ekspor. “Kami berharap peran serta MII dapat membantu eksportir di Jawa Barat memperluas jangkauan pasarnya, terutama ke Tiongkok yang memiliki potensi besar," katanya.

Webinar ini menghadirkan dua pembicara utama: Heri Abdul Rachman, Head Business Unit MII, dan Budi Hansyah, Atase Perdagangan KBRI Beijing. Keduanya memaparkan strategi menembus pasar Tiongkok yang dikenal memiliki regulasi ketat.

Baca Juga: Bukan Cuma Swasembada, Mentan Ingin RI Kuasai Pasar Ekspor Dunia

Budi Hansyah menekankan pentingnya eksportir memenuhi regulasi administrasi seperti registrasi CIFER dan audit GACC agar produk Indonesia bisa masuk ke pasar Tiongkok. “Tiongkok sangat ketat dalam menerima barang impor. Sebelum mengekspor ke sini, pastikan semua regulasi terpenuhi. Indonesia memiliki peluang besar, terutama di sektor makanan dan buah-buahan yang permintaannya terus meningkat,” ungkapnya.

Sementara itu, Heri Abdul Rachman menambahkan bahwa MII memitigasi setiap pengiriman barang eksportir ke negara tujuan agar barang tiba tepat waktu, memastikan kelancaran proses bisnis. Ia optimistis ekspor UMKM Indonesia ke Tiongkok akan meningkat, terutama setelah Indonesia menjadi anggota tetap BRICS pada awal 2025, yang membuka peluang baru bagi perdagangan luar negeri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: